Ada banyak cara orang merayakan dan meramaikan acara ulang tahun. Pada umumnya adalah dengan kue ulang tahun dan menyanyikan lagu happy birth day. Para sahabat yang diundang dalam sebuah perayaan ulang tahun akan membawa bunga atau kado ulang tahun.
Tetapi, bagaimana dengan ulang tahun Kompasiana? Ada banyak cara pula yang sudah dilakukan para sahabat kompasianer.
Cara Menyampaikan Ulang Tahun
Pak Tjiptadinata Effendi, misalnya, mengirim karangan bunga. Pak Felix Tani mengirim pesan dari noise to voice.
Sementara itu, Pak Rudy Gunawan 'mengancam' akan mengirimkan bikini merah jika tidak berhasil memenangi voucher ulang tahun Kompasiana. Di samping itu, ada juga cara lainnya yang dilakukan beberapa kompasianer.
Ikut senang kalau banyak para sahabat kompasianer yang berinisiatif turut merayakan ulang tahun platform ini dengan gaya dan caranya sendiri.
Saya pun mohon ijin untuk nimbrung menyampaikan kegembiraan hati dengan sebuah tulisan sederhana ini. Tulisan yang hanya dimaksudkan untuk pengingat, bahwa saya pernah menulis dan menyampaikan ucapan selamat saat ulang tahun ke-13 kompasiana, platform tempat kita menulis bersama.
Saatnya Refleksi Diri
Pertama-tama saya sampaikan Selamat Ulang Tahun kepada Kompasiana. Ulang tahun yang ke-13, tentu memberi makna kepada kompasiana, kompasianer, dan para pihak yang berhubungan, untuk melakukan semacam refleksi diri.
Ini adalah momentum yang tepat untuk merefleksikan apa yang sudah dilakukan, mengevaluasinya dengan sungguh-sungguh, lalu membuat perencanaan ke depan demi kemajuan.
Selama ini, saya melihat, kompasiana sudah banyak berbenah. Fitur-fiturnya sudah semakin lengkap, masukan dan saran dari para pihak terkait, termasuk dari kompasianer sudah mendapatkan perhatian.
Saya berpendapat, pengelola kompasiana sudah membuka diri menerima berbagai masukan -- baik yang terasa pahit maupun manis, lalu menyaringnya, dan menetapkan langkah ke depan.
Atensi layanan tidak hanya ditujukan kepada para pengiklan, juga kepada warga internal, para kompasianer-penulis. Sekadarcontoh, dari tidak ada uang lelah sama sekali, sampai munculnya K-Reward beberapa tahun belakangan. Ini sebuah wujud atensi dari pengelola, kendati nominal K-Reward relatif masih kecil.
Demikian pula banyak event diselenggarakan dengan penuh kemeriahan. Saya masih ingat, ada banyak kompetisi dan kegiatan yang digelar kompasiana, terutama sebelum Covid-19 merajalela.
Semoga setelah pandemi berlalu, berbagai event yang pernah digelar dan event yang baru, bisa dilaksanakan kembali. Hal ini penting sebagai bentuk atensi terhadap para kompasianer yang selama ini diajak jalan bareng, bekerja bareng, membesarkan kompasiana.
Sabar dalam Melayani
Di samping itu, pengelola kompasiana senantiasa bersabar. Bersabar dalam hal apa? Ya, bersabar dalam menanggapi dan melayani para penghuni di dalamnya.
Bagaimana tidak? Ada yang suka mengkritik dengan alasan untuk membangun, pernah juga ada yang bersiluman dengan nama yang berubah-ubah tapi gaya tulisan yang sama, dan ada yang usul dan kritik ini-itu.
Semuanya itu dirangkul sedemikian rupa oleh pengelola kompasiana, menjadikannya semacam sparring partner untuk meningkatkan kualitas dan speed otot-ototnya.
Dan, kini saya -- mungkin juga kita, bisa melihat kompasiana dengan berbagai perubahan yang signifikan dan kemajuan yang dicapai. Sebagai orang yang sudah lama bergabung di sini, saya turut bahagia atas pencapaian ini.
Berharap kompasiana ke depan tetap terjaga eksistensinya, menjaga spirit untuk menebarkan kebaikan kepada masyarakat. Menjaga silaturahmi yang saling menghargai dan menguatkan antara kompasiana dengan kompasianer, serta tidak hendak berpuas diri dengan pencapaian ini.
Sebagai penutup, ijinkan saya mengutip ungkapan Pauline R. Kezer, begini: "Kontinuitas memberi kita akar. Perubahan memberi kita cabang, membuat kita berkembang, bertumbuh, dan mencapai puncak baru."
(Â I Ketut Suweca, 23 Oktober 2021).Â