Saya terbilang orang yang kurang mahir membuat power point. Menjadi orang yang terpaksa belajar karena tuntutan semasih menjadi mahasiswa, dulu.
Dosen mengharuskan presentasi, baik perseorangan maupun berkelompok. Ya, mau tak mau, saya mesti membuat presentasi sebisanya. Walhasil, presentasi saya seadanya saja.
Belajar Otodidak
Saya belajar membuat presentasi dengan menggunakan power point secara otodidak. Saya memakai jurus selow seperti yang dinyanyikan Via Vallen, he he he. Pelan-pelan belajarnya. Mulai dari model copy-paste seperti yang saya singgung di atas, hingga yang sedikit lebih variatif.
Saya merasa, membuat presentasi mesti dilakukan dengan senang hati. Pekerjaan ini harus disukai. Jika tidak, maka kita dengan segera akan merasa bosan. Saya menikmati sekali membuat presentasi, kendati hasilnya masih sederhana.
Dibutuhkan cukup banyak waktu utuk membuat slide presentasi. Semakin rumit slidenya, semakin lama membuatnya. Maklum, saya adalah generasi tua yang, mau tak mau, harus belajar karena tuntutan mengajar dan pekerjaan kedinasan.
Pada saat bekerja pun saya harus membuat presentasi karena tuntutan tugas. Beberapa  tugas kedinasan mengharuskan saya membuat presentasi untuk mempermudah audiens memahami apa yang saya maksud.
Karena saya juga mengajar di sebuah perguruan tinggi, maka saya lagi-lagi wajib membuat presentasi sebagai bahan mengajar. Kalau ada waktu, akan saya buat sedikit variatif. Jika relatif mendesak, saya membuat yang sederhana saja.
Memanfaatkan Fitur
Lalu, seperti apa presentasi yang saya buat? Saya akan mengambil hal-hal pokok saja dari materi yang ada untuk dimuat dalam presentasi, kecuali itu menyangkut isi peraturan atau definisi konsep yang mesti dipaparkan secara lengkap.
Selebihnya, saya hanya menambahkan sedikit pendukung yang berupa gambar, grafik seperlunya, dan lainnya yang tersedia di fitur power point. Misalnya, menggunakan fasilitas pictures, shape, dan smart art.