Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menjadi Pribadi yang Perfeksionis, Perlukah?

28 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 2 Juli 2021   04:25 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang perfeksionis. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Kelima, sulit bekerja sama.

Ketika seorang perfeksionis bekerja sama untuk menciptakan suatu karya, maka teman sekerjanya akan banyak mengalami kesulitan. Mengapa? Karena tuntutan kualitasnya terlalu tinggi. Ini bisa menyebabkan teman sekerjanya stres dan frustasi menghadapinya.

Menurut pendapat orang  pada umumnya, secara kualitas hasilnya sudah dipandang bagus. Tetapi, menurut sang perfeksionis, masih jauh dari berkualitas.

Masih perlu usaha dan upaya terus-menerus menyempurnakannya lagi dan lagi sebelum sebuah produk dilepas ke pasaran. Padahal, pasar tidak membutuhkan produk yang sempurna, bukan?

Lebih Realistis

Itulah ciri-ciri pribadi yang perfeksionis dan risiko yang akan ditanggung. Oleh karena itu, alih-alih menjadi manusia dengan hasil kerja sempurna, lebih baik sedikit menurunkan standar.

Dengan sedikit menurunkan standar yang ingin dicapai, maka banyak hal yang bisa didapat. Kita menjadi lebih realistis dalam berpikir. Produk atau barang yang kita hasilkan akan lebih banyak.

Ingatlah, produk yang sempurna tidak selalu dibutuhkan di pasar. Orang tidak selalu membutuhkan suatu barang yang nomor wahid dan tentu dengan harga super mahal, melainkan barang yang memadai dan fungsional saja sudah cukup dengan harga yang terjangkau.

Lalu, dalam bekerja kita inginkan adalah kegembiraan dan kebahagiaan. Kalau lantaran sikap perfeksionis, kita mengalami kondisi yang terbebani, mengapa diteruskan?

Demikian juga ajakan kerjasama dengan teman sekerja atau pihak terkait lainnya, mereka tidak selalu menuntut kesempurnaaan dalam berkarya.

Maka, ada baiknya kita menurunkan sedikit standar untuk menjadi lebih produktif, agar bisa bekerjasama dengan orang lain dan membawa kebahagiaan saat mengerjakannya. Tidak harus menghasilkan produk yang paling sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun