Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perpustakaan Banyak, tetapi Minat Baca Rendah, Apa yang Salah?

21 Mei 2021   19:56 Diperbarui: 21 Mei 2021   20:35 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca buku-Sumber: pinterest.com/aarvbus

Ada hasil riset yang lumayan mengejutkan tentang dengan minat baca dan keberadaan perpustakaan. Anda boleh menengok hasil riset tersebut melalui google. Saya tidak akan mengulanginya lagi karena sudah banyak penulis yang mengangkatnya.

Tetapi saya akan ambil intinya, bahwa di negeri ini, jumlah perpustakaan sudah banyak. Kalau dibandingkan dengan jumlah perpustakaan di dunia, Indonesia termasuk negara yang memiliki perpustakaan terbanyak setelah India.

Sementara itu, minat baca masyarakat Indonesia berada di peringkat terbawah dunia, ranking 60 dari 61 negara. Dan, hanya 0,001 persen penduduk Indonesia yang membaca buku. Artinya, dari 1.000 orang penduduk, hanya satu orang yang rajin membaca!

Dari paparan di atas, tampaknya tidak ada korelasi positif antara jumlah perpustakaan dengan kegemaran membaca. Ternyata, jumlah perpustakaan yang banyak tidak menjamin peningkatan minta baca atau literasi masyarakat Indonesia.

Gadget, Sebuah Tantangan

Menghadapi kenyataan seperti ini, tentu saja kita tidak bisa hanya prihatin. Karena, boleh jadi kita juga ada di dalamnya, termasuk orang yang malas membaca. Mesti ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menggalang minat baca masyarakat Indonesia.

Kehadiran gadget dan sarana sejenis, memungkinkan orang mengakses informasi dengan sangat mudah. Informasi yang diperlukan bisa dengan mudah diperoleh melalui handphone android di tangan.

Masyarakat pun bisa menyampaikan segala macam informasi di media sosial dan mendapatkannya dengan sangat gampang, segampang membalikkan telapak tangan.

Upaya peningkatan literasi dalam wujud pembacaan buku cetak dan buku elektronik (e-book) mengalami banyak tantangan dan hambatan. Orang lebih doyan menggunakan gadget-nya untuk bermedsos daripada membaca buku.

Melakukan Intervensi

Menghadapi kenyataan seperti ini, apa yang bisa dilakukan? Bisakah kegemaran membaca buku ditingkatkan di tengah maraknya penggunaan gadget untuk bermedia sosial, dan kebutuhan akan hiburan lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun