Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Itu Investasi Terpenting untuk Masa Depan!

25 April 2021   18:42 Diperbarui: 27 April 2021   22:02 1129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan itu investasi terpenting (Sumber: pixabay.com)

Saya boleh dibilang seorang "provokator" dalam hal mengajak orang meneruskan pendidikan. Di mana saya bertugas dan bergaul, di situ saya akan mendorong orang-orang muda meneruskan pendidikannya. Di kantor tempat saya bertugas, sudah lama saya menjadi "provokator" di bidang ini.

Meneruskan Pendidikan

Menariknya, banyak yang mengikuti saran saya. Ada tiga karyawan yang sudah melanjutkan pendidikannya ke S2. Satu di antaranya sudah menyelesaikan pendidikannya, dua orang lagi sedang menyiapkan tesis.

Lebih banyak lagi pegawai yang saya dorong untuk meneruskan kuliah demi karier yang lebih baik di masa depan. Yang paling banyak saya dorong adalah mereka yang berpendidikan SLTA dan Diploma agar meneruskan pendidikan ke jenjang S1.

Ada kata-kata yang sering saya sampaikan kepada mereka. "Kesempatan itu hanya datang pada mereka yang siap. Maka, tugas kita adalah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, bahkan, jika bisa, lebih awal."

Kata-kata itu menjadi senjata ampuh bagi saya setiap kali hendak memengaruhi para sahabat muda agar tidak lagi menunda-nunda untuk meneruskan studinya.


Saya Sudah Menjalaninya

Saya berani mengatakan hal itu, karena saya sudah menjalaninya melalui proses panjang, lama, dan berat.

Saya masuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan ijazah STM, yang kemudian merangkak perlahan-lahan hingga menyelesaikan pendidikan S3 di sebuah universitas negeri di Denpasar, Bali. 

Secara total saya menjalani pendidikan formal selama 24 tahun, di luar diklat dan kursus. Kemajuan karier pun mengikuti.

Apa yang saya katakan kepada sahabat muda, sudah saya lakukan sebelumnya. Jika tidak, saya belum tentu berani mendorong mereka untuk meneruskan pendidikan. Takut dituding balik, dibilang omdo, he he he.

Investasi Terpenting

Ilustrasi pentingnya pendidikan (Sumber gambar: freepik.com)
Ilustrasi pentingnya pendidikan (Sumber gambar: freepik.com)

Mengapa pendidikan itu sebagai sebuah investasi? Karena, pendidikan itu bukan pengeluaran atau biaya (cost) yang sia-sia, melainkan investasi yang terpenting. Investasi ini, semisal tanaman, pada saatnya akan berbunga indah dan berbuah lebat!

Pendidikan itu, apalagi sampai pada pendidikan tertinggi, memerlukan dana yang sungguh tidak sedikit. Kita mesti menyiasati dengan berpola hidup sederhana. Dapur tetap ngebul dan kebutuhan lain tetap jalan, sementara itu pendidikan pun bisa berlanjut.

Rupanya kemauanlah yang terpenting. Kita harus memiliki kemauan keras untuk melanjutkan pendidikan.

Tanpa kemauan keras dan tekad yang bulat, mustahil kita akan berhasil melanjutkan pendidikan. Bisa terhenti di tengah jalan. Apalagi, pendidikan itu membutuhkan banyak biaya, menyita banyak waktu, menguras pemikiran, dan tenaga.

Ada Kemauan, Ada Jalan

Satu hal yang, menurut saya, harus diyakini adalah nilai mendasar dalam perjuangan yang berlaku dalam bidang apa pun.

Nilai itu adalah: jika kita memiliki cita-cita yang luhur dan mulia, cita-cita yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, hukum, dan moralitas, maka jangan pernah ragu melangkah. Teruskan perjuangan dengan berani!

Ungkapan terkenal, "Where there is a will, there is a way." Di mana ada kemauan, di sana ada jalan. Atau, ungkapan senada yang saya petik dari novel Ahmad Fuadi: man jadda wa jadda. Artinya, siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan mendapatkan hasil. Semua ini bisa dijadikan pegangan!

Dan, yakinlah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan membukakan jalan bagi kita dalam mencapai cita-cita yang dilandasi kesungguhan hati.

Tanpa hambatan? Tentu saja, ada banyak hambatan dan rintangan dalam perjalanan, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri. Akan tetapi, dengan ridho Tuhan, kita akan dikuatkan untuk menjalaninya selangkah demi selangkah sampai berhasil.

Maka, tiada pilihan lain selain melangkah terus dengan berbagai upaya dan usaha keras, sehingga pada akhirnya cita-cita yang ingin dicapai menjadi kenyataan.

Adakah yang lebih membahagiakan selain bisa menjalani dan mengatasi semua tantangan dan rintangan dengan berani dan berhasil mencapai puncak?

Itulah tekad yang sering saya tanamkan kepada sahabat-sahabat muda agar terbit kesadarannya sendiri untuk melanjutkan studinya.

Suka Belajar

Seorang sahabat bertanya kepada saya, mengapa saya terus kuliah hingga sampai pendidikan tertinggi. Padahal, di kalangan birokrasi di daerah, jarang ada orang yang dengan kesadaran dan kemauan sendiri meneruskan pendidikannya.

Saya hanya jawab sekenanya -- tapi jujur, bahwa pada dasarnya saya memang suka belajar. Saya senang membaca. Saya juga senang suasana belajar di kampus. Saya senang menelaah ilmu pengetahuan.

Itu saja jawaban saya. Mungkin saja mereka heran dengan "orang gila" belajar seperti saya. Saya sama sekali belum apa-apa dibandingkan dengan mereka yang pendidikan beragam dan gelarnya berderet-deret.

Pendidikan bagi saya adalah sebuah investasi. Ya, investasi masa depan. Ini terkait dengan persiapan diri di masa datang selama hayat di kandung badan. Kalau orang mungkin berinvestasi di properti dan saham, saya lebih memilih berinvestasi di pendidikan. Ini soal pilihan saja.

Dengan bekal pendidikan, saya bisa menulis artikel dan buku, serta saya bisa mengajar di perguruan tinggi. Saya bisa berpikir dan menganalisis segala sesuatu sedikit lebih baik, dan seterusnya. Setelah pensiun pun nanti kegiatan seperti itu bisa saya teruskan sepanjang Tuhan mengijinkan dan memberikan kesehatan.

Mampu Mandiri

Tidak hanya saya, anak-anak pun saya dorong mendapatkan pendidikan yang baik. Minimal sampai ke tingkat magister (master). Untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, mereka bisa mengupayakannya sendiri. Terserah mereka saja.

Dengan bekal pendidikan, saya berharap anak-anak akan mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang memadai untuk menyongsong masa depan mereka.

Jika mereka sudah dibekali pendidikan yang baik, saya yakin, bak anak ayam, mereka akan bisa "mengais" sendiri. Tidak lagi tergantung pada bantuan keuangan dari orangtuanya.

Ia bisa bekerja untuk mendapatkan penghasilan yang memadai sehingga mampu mandiri. Bahkan, ia bisa membantu keluarga dan orang lain di kemudian hari.

Pendidikan dan Pendapatan

Korelasi positif pendidikan dengan tingkat pendapatan sudah terbukti. Artinya, semakin tinggi pendidikan seseorang, tingkat pendapatannya pun semakin tinggi. Ini bukan lagi hipotesis atau asumsi. Beberapa penelitian sudah membenarkannya.

Oleh karena itu, harapan saya kepada mereka yang berusia muda, raihlah pendidikan setinggi mungkin. Ada banyak beasiswa yang bisa membantu. Pendidikan akan menjadi bekal yang paling berharga kelak.

Jangan membuang-buang waktu dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat. Sebaliknya, isi masa muda dengan kegiatan yang berguna, antara lain dengan meneruskan studi, belajar di perguruan tinggi. Raihlah pendidikan setinggi-tingginya!

Barang siapa yang menyia-nyiakan masa mudanya tanpa peduli dengan pendidikan dirinya, maka ia akan menangis di masa tua.

Sebaliknya, barang siapa yang mencapai pendidikan tinggi (tertinggi) dengan segala upaya keras, maka ia akan tersenyum di masa tuanya.

Benarkah demikian? Silakan dibuktikan saja.

( I Ketut Suweca, Hari Raya Kuningan, 24 April 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun