Masing-masing dari mereka mencari tempat merumput yang letaknya saling berjauhan. Mereka enggan berkumpul dan berdekatan lagi, karena di antara mereka tidak ada lagi kecocokan.
Apa yang terjadi kemudian? Sang singa yang dulu pernah terluka, kini sudah sembuh. Ia tampak sedang mencari mangsa. Ia melihat dari kejauhan sapi-sapi tersebut sedang merumput, tetapi tidak sedang berkumpul.
Singa tersenyum lega. "Ini kesempatan bagus," pikirnya. Â Sang singa segera melesat cepat mengejar salah satu sapi itu. Dan, ia berhasil menerkam sapi tersebut, tepat di lehernya.
Sang sapi jantan itu tidak bisa berkutik. Kendati ia memanggil-banggil minta tolong, tidak satu pun dari tiga sapi lainnya yang datang membantu. Akhirnya tubuhnya dirobek-robek dan dimakan oleh singa yang lapar itu.
Begitulah yang selanjutnya terjadi, semua sapi diterkam oleh sang singa, satu per satu. Â Dalam beberapa hari saja, tidak ada satu pun dari keempat sapi itu selamat.
Cerita tersebut berhenti sampai di situ. Apa yang dapat kita petik dari cerita yang saya petik dan kembangkan dari Aesop pada abad ke-6 SM itu?
Kendati ini hanya cerita tentang binatang, namun ada hikmah yang bisa kita petik dari darinya. Pelajaran yang mengingatkan kita betapa sesungguhnya kita saling membutuhkan satu sama lain. Mari kita analisis lebih jauh.
Manusia Makhluk Sosial
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial (zoon politicon) yang secara kodrati senang dan butuh bermasyarakat. Mereka tidak bisa hidup sendiri. Kalau pun ia bisa bertahan sendiri, ia akan mengalami perasaan alienasi (terasing) yang tidak tertanggungkan.
Manusia mesti bekerjasama untuk memenuhi segala kebutuhannya, di samping memang dia terlahir sebagai makhluk sosial.
Guna memenuhi kebutuhan itu, manusia mendapatkannya dari orang lain. Satu dan lainnya saling melengkapi.