Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ingin Segera Mahir Menulis? Ini Nasihat Tiga "Guru" Hebat

27 April 2020   15:06 Diperbarui: 27 April 2020   18:24 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelajaran dari Bapak Sunaryono Basuki Ks

Prof. Sunaryono Baskui Ks adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali. Beliau dipanggil Tuhan belum lama ini. Kendati telah tiada, kenangan saya dengannya demikian melekatnya.

Pak Bas -- demikian saya menyebut beliau, adalah seorang sastrawan yang dimiliki Indonesia. Banyak novel yang lahir dari tangannya. Ada juga sejumlah cerpen dan esai yang dimuat di sejumlah media, diantaranya di koran cetak Kompas.

Apa yang saya pelajari dari Pak Bas tentang dunia tulis-menulis? Pak Bas telah memperkenalkan saya pada karya-karya sastra. Almari di ruang tamu rumahnya sarat dengan karya beliau. Satu hal yang tak pernah saya lupakan adalah tentang pengalaman imajiner beliau saat menulis.

Tokoh-tokoh imajiner yang ditulis ke dalam karya sastra seringkali menghadirkan dirinya sendiri begitu saja dengan peran masing-masing. "Jika sang tokoh itu saya arahkan berperan begini atau begitu, mereka pasti menolak. Mereka hadir dan saya tulis apa maunya. Tidak bisa diatur-atur. Jadi, saya tak lebih sebagai tukang ketik," kata mantan dosen yang juga pesilat ini.

Pak Bas mendorong saya agar senantiasa memperluas perbendaharaan kata. Kosa kata yang luas akan memudahkan menuangkan pikiran ke dalam bentuk karya tulis. "Untuk meningkatkan kosa kata, banyaklah baca buku. Tak hanya buku-buku ilmiah, juga buku-buku sastra," ia mengingatkan.

Pelajaran dari Bapak The Liang Gie

Bapak The Liang Gie, penulis sejumlah buku, juga sudah meninggal dunia. Saya mengetahui hal itu ketika 2 tahun lalu tugas ke Jogjakarta. Pada suatu kesempatan saya menyusuri kawasan yang terkenal di Jogja, yaitu Malioboro. Tujuan saya adalah mencari toko buku di seputar itu.

Melangkah bersama seorang kawan, akhirnya saya menemukan sebuah toko yang menjual buku. Kepada penjaga toko saya bertutur bahwa saya punya seorang "guru" menulis yang bernama Bapak The Liang Gie. Saya tanya kepada penjaga toko yang sudah berumur itu.

"Ijin Bapak, mau tanya, apakah Bapak mengenal nama Bapak The Liang Gie?," tanya saya sambil melihat-lihat deretan buku yang terpajang.

"Oh ya, saya tahu," jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun