Yus Rusila Noor
yus.noor@gmail.com
Â
Ada sore-sore tertentu ketika obrolan ringan bisa menjelma menjadi percakapan yang penuh "daging". Seperti sore ini, ketika kami membicarakan tentang buku, berapa banyak jumlahnya di dunia, negara mana yang terbanyak menerbitkan, dan mengapa data tentang itu begitu sulit ditemukan. Topik yang mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang, tetapi sesungguhnya menyentuh jantung peradaban.
Mari kita mulai dari pertanyaan yang sederhana tapi mendasar, berapa jumlah populasi judul buku di dunia?
Google Books pernah mengumumkan bahwa mereka menghitung ada sekitar 129 juta judul buku yang pernah terbit di muka bumi hingga 2010. Namun, angka ini diperdebatkan, karena bergantung pada definisi "buku", apakah yang tercatat dengan ISBN saja? Apakah skripsi, buku ajar, atau bahkan self-published ebooks ikut dihitung? UNESCO melalui International Publishers Association (IPA) memberi angka lain, sekitar 2,2 juta judul buku baru diterbitkan setiap tahun di seluruh dunia. Jadi, angka populasi buku bukanlah kebenaran tunggal, melainkan hasil tafsir atas keterbatasan data.
Pada tahun 2024, China menduduki peringkat pertama dalam jumlah penerbitan buku dengan lebih dari 500 ribu judul per tahun, diikuti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan menariknya, Indonesia berada di lima besar dunia. Fakta ini membuat kita bangga sekaligus bertanya apakah banyaknya buku otomatis berbanding lurus dengan tingginya budaya membaca?
Populasi Buku. Antara Angka dan Makna
Tingginya jumlah publikasi memang menunjukkan vitalitas industri penerbitan, tetapi tidak selalu mencerminkan intensitas literasi masyarakat. Indonesia misalnya, dengan ratusan ribu buku yang terbit setiap tahun, masih menghadapi tantangan rendahnya minat baca. Survei UNESCO dan data OECD tentang reading literacy menunjukkan bahwa tingkat kebiasaan membaca masyarakat kita masih tertinggal dibandingkan banyak negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah buku hanya satu sisi dari mata uang, sedangkan sisi lainnya adalah akses, distribusi, dan tradisi membaca yang tumbuh sejak dini.
Cina. Antara sejarah, kebijakan, dan teknologi
Cina memang layak berada di puncak daftar penerbit buku dunia. Bukan semata karena populasinya besar, melainkan karena literasi memang ditopang oleh sejarah dan kebijakan negara.