Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengarnya Jaman

11 Mei 2023   07:32 Diperbarui: 11 Mei 2023   07:36 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pengar dalam serbuan berita dukacita yang menerus tampil di layar-layar gadget, televisi, pun siaran dari toa-toa sepanjang waktu
Pengar dari orang-orang yang sibuk tak peduli, mencaci dan menjauhi simpati
Pengar pada kepicikan yang melupakan nalar dan kecil hati
Pengar pada kata aku bersandar pada Tuhan atas segala, tapi khianat pada uji yang dituliskan-Nya
Sedikit mabuk, karena merasa belum siap menerima ada buah kelalaian, keterlambatan berbuat, musnahnya banyak kesempatan
Kemabukan yang membuat seluruh dunia terasa bergoyang ke kanan dan ke kiri, menggelinding semacam bola yang tak lagi tahu kemana hendak bertuju
Adalah begitu dahsyat dan luar biasa jiwa menerima segala dengan macam kejadian
Bila saja, kemabukan bisa terlihat dan melihat segalanya dengan sandaran yang kuat maka hikmah manis akan menghapus pengar
Wuh kemabukanku saja tak berujung.  Belum mau bangun dari mimpi yang nyaman. Belum juga mau terima kondisi yang menghimpit. Ah jiwaku pun masih nyalang  kesana kemari mencari telaah
Bangun!
Bangun!
Masih ada seutas nafas yang harus dibesarkan nyalinya, demi kamu dan demi mereka.
Bakar nyali sekali lagi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun