ketika saya membuka sedikit celah di pintu, baru tahu ternyata di luar ada keramaian pasar.sekali lagi.
saya berpikir sudah jauh berjalan menghindari pasar-pasar.
sejenak sedikit sesat kepala ini, peta saya yang salah atau pengertian saya yang salah membacanya.
diamdiam saya menggeser lagi tempurung yang saya gendong terus menerus.
beringsut pelan menjauh, kembali membaca peta yang sepertinya gambar dan alpabetnya mulai luntur atau mata tua saya yang mulai rabun.
ketika hening mulai saya rasa, nafas panjang membuang lelah seakan menemu lubangnya.
saya tertawa kecil, senang kembali sendiri.
pikir saya.
pasar-pasar membuat saya penat bahkan hanya untuk sekedar menyaksikan.
tapi ternyata pikiran saya salah, hening itu cuma semenit dua menit.
berikutnya suarasuara jual beli mulai  menerobos tempurung.
aiih, apa saya sungguh harus belajar merelakan diri terjebak dalam keramaian pasar di semua jalan.
Atau mungkin saya sungguh harus belajar berenang dan tenggelam didalamnya agar kelelahan beringsut itu bisa tiada.
Atau Tuhan memang menciptakan dunia ini penuh dengan pasar tanpa celah?
saya lelah untuk beringsut pun juga tak mau membuka pintu untuk apapun.
harapan:mereka juga pada akhirnya lelah berniaga terus menerus, lalu tertidur pula.