Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Laki-laki Tua dan Tembakaunya"

24 November 2020   09:58 Diperbarui: 24 November 2020   10:08 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang laki-laki separoh baya, disudut negeri
Keriput jemari dengan lintingan tembakau
Bukan merk pabrik, tapi tembakau sawah miliknya
Asap mengepul, terhirup yang lalu lalang
Harapnya wangi tembakaunya bisa membuat yang lewat bertanya
Wangi rokok tembakau merk apa
Beli dimana, dan bla bla bla

Jelas ia akan lekas menjawab
Tembakau dari sawahku!
Pasti bangga meski tak laku dijual mahal
Tak mampu ditukar dengan beras untuk sebulan dua bulan
Ya, tetap bakal  ia jawab dengan lantang
Meski sawah ladang tanaman padi tebu tembakau jagung tergusur
Ditukar dengan tanaman tiang-tiang besi
Ia bakal berdiri dan tetap menanam meski petak kian sempit

Bukankah ini diari hidup kita beberapa waktu terakhir
Lumbung negeri diasapi janji
Padi, jagung, tebu,tembakau dan palawija milik petani sendiri  dihargai murah
Bahkan  daun kapas sulit berbunga disini
Kita kalah dengan tengkulak kelas kakap
Di tipu pada sumpah jabatan  dan janji partai
Musim kemarau terasa didada sepanjang  tahun

Ah, kepulan asap laki-laki tua itu langsung menusuk mata dan sesakkan jiwa
Sungguh wanginya, tak mampu membeli keadilan sosial di negeri ini!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun