Mohon tunggu...
Ebtasari
Ebtasari Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pengawas Farmasi dan Makanan di BPOM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Ibu, Perempuan Berdaya Indonesia Maju

24 Desember 2023   06:02 Diperbarui: 24 Desember 2023   08:35 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ibu yang bahagia (sumber foto istockphoto)

Kutipan tema dalam  memperingati hari ibu tahun 2023 yang penuh makna. Bukan suatu hal yang berlebihan rasanya jika pemerintah menaruh harapan begitu besar pada kaum perempuan. Tanpa bermaksud mengecilkan peran laki-laki dalam menentukan masa depan bangsa.

Laki-laki dan perempuan mempunyai  andil yang sama sesuai porsinya masing-masing. Hanya saja, lebih menyoroti peran perempuan yang tak kasap mata. Terlepas berprofesi sebagai apapun seorang perempuan, pada akhirnya kaum hawa akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Pendidikan informal yang akan membentuk karakter anak sampai di kemudian hari.

Masa  pertumbuhan anak 0-5 tahun yang biasa disebut masa "golden age" , sangat menentukan proses perkembangan anak di fase selanjutnya. Di masa itu sosok perempuanlah yang mengambil porsi lebih banyak dibanding laki-laki. Proses ini dimulai sejak seorang perempuan mulai mengandung hingga berlanjut anak umur 5 tahun. Demi lancarnya proyek besar itu tentu perlu dukungan dari suami dan orang-orang sekitar yang memadai.

Miris rasanya ketika membaca berita masih banyak terjadi KDRT terhadap perempuan. Menurut data dari Kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dari total 1800 kasus KDRT yang tercatat di tahun 2023, ada 1650 kasus  korbannya melibatkan perempuan. Terlepas dari berbagai macam peliknya permasalahan rumah tangga yang tidak akan ada hentinya, perempuan layak untuk disayangi, dijamin keamanannya, dan diayomi.

Saat hatinya bahagia maka suasana dalam keluarga akan menjadi lebih damai. Sehingga pertumbuhan anak-anak lebih optimal. Agar bahagia tentu butuh kesehatan fisik maupun psikis. Jika kondisi badan terlalu lelah dan sakit secara fisik maka perempuan tidak akan maksimal dalam melakukan pengasuhan.

Demikian halnya jika secara mental sedang sakit,seringkali anak menjadi pelampiasan. Dua hal yang sama pentingnya untuk terus diseimbangkan dan dijaga. Hal yang seolah mudah dikatakan,tetapi dalam kehidupan nyata perlu kerja ekstra untuk mewujudkannya.

Sebenarnya perempuan sendiri yang bisa merasakan kapan mulai merasakan sakit,baik fisik maupun psikis. Namun sebagian kaum hawa terkadang memilih mengabaikannya dan menyepelekannya. Tuntutan kebutuhan hidup untuk terus tampak sehat membuat mereka menepikan rasa sakit itu.

Perempuan harus menyadari tugas besar yang sedang diembannya. Saat merasakan "lelah" dalam pengasuhan ataupun pekerjaan sehari-hari,sebaiknya hal itu diungkapkan ke pasangan atau keluarga terdekat. Sedikit melakukan "me time" untuk mengembalikan kewarasan rasanya hal yang penting untuk dilakukan.

Sekedar memejamkan mata sejenak,merasakan nikmatnya tidur yang berkualitas. Ataupun menikmati secangkir teh hangat dengan beberapa keping biskuit sudah cukup mengembalikan energi untuk berjibaku dengan segala urusan perempuan. Jangan dibayangkan jika me time perempuan itu harus ke perawatan tubuh ke salon ataupun jalan-jalan ke mall dengan penuh tentengan belanjaan. Perempuan sendiri yang paling paham hal apa yang sejatinya mereka inginkan sesuai kebutuhan dan kemampuan. Jangan dipaksakan harus jalan - jalan dengan dalih healing atau me time,tetapi saat kembali beraktivitas justru malah pening.

Menuju Indonesia Maju

Generasi cerdas tidak terlahir begitu saja, tentu diperlukan para perempuan tangguh dan cerdas untuk mewujudkannya. Saat ini banyak sekali kemudahan digital untuk mengasah kemampuan diri. Kebebasan untuk menimba ilmu juga terbuka lebar tanpa melihat status gender. Kita layak bersyukur hidup di negara yang telah menjunjung tinggi kesetaraan hak antara laki- laki dan perempuan.Kata kuncinya saat ini mau atau tidak mau untuk terus belajar.

Perempuan Indonesia harus bangkit dan mengumpulkan segala dayanya untuk mengembangkan kemampuannya. Para kaum hawa harus ikut mengambil peran dalam kemajuan negara Indonesia, terlepas sebagai apapun profesinya.

Manakala sebagai ibu rumah tangga, bukan berati tak perlu lagi menambah wawasan. Justru waktu terbanyak anak belajar itu dalam lingkungan keluarga. Agar menjadi partner belajar yang mumpuni para ibu rumah tangga dituntut untuk terus bertumbuh mengikuti perkembangan zaman.

Jika perempuan berprofesi sebagai guru pendidik di sekolah tantangan semakin besar.Guru mengemban amanah dari orang tua untuk  mendidik anak di sekolah. Para orangtua menaruh harapan besar saat melepas anaknya pergi menimba ilmu. Hal itu tentu menjadi pemicu para guru untuk terus belajar agar dapat mendidik dengan kualitas terbaik. Bukan hanya menuntaskan kewajiban sesuai jam kerja, tetapi mendidik menggunakan hati nurani. Aura belajarnya akan terasa sangat berbeda saat para pendidik kita menaruh semangat di setiap kesempatan.

Begitu halnya jika perempuan sebagai abdi negara ataupun profesi lainnya. Kita bisa menjadi bagian dari sejarah untuk mendorong kemajuan Indonesia dengan berkarya dan bekerja dengan kualitas terbaik. Senantiasa mengupgrade kemampuan untuk dapat memberikan kontribusi untuk membangun Indonesia.

Hal yang menjadi penghambat perempuan untuk berkembang biasanya adalah anggapan atau komentar dari orang sekitarnya. Nyinyiran sinis saat memulai perubahan dapat meredupkan kobaran semangat dalam hatinya. Sudah saatnya perempuan Indonesia saling bergandeng tangan,merapatkan barisan, dan saling peduli. Semua perempuan berhak maju tanpa harus saling menyingkirkan. Selamat hari ibu bagi semua perempuan Indonesia, teruslah berdaya untuk kemajuan bangsa.

kebersamaan seorang ibu bersama buah hati ( sumber foto pixabay)
kebersamaan seorang ibu bersama buah hati ( sumber foto pixabay)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun