Namun, saya percaya bahwa pekerjaan ini adalah profesi mulia yang dipilihkan Allah SWT pada diri ini untuk menjadi seorang pendidik dan pengajar alias seorang guru bagi anak didik bangsa sampai saat ini.
Apalagi, ada One moment in time lainnya, saat saya mendapat beasiswa Monbukagakusho dari Pemerintah Jepang untuk melanjutkan studi lanjut di Universitas Nagasaki selama hampir dua tahun.
Kemudian, saat mendapat beasiswa AusAid untuk melanjutkan studi di Australia Barat. Berkat itu semua, akhirnya saya berkesempatan untuk keliling dunia guna menjalin kerjasama pendidikan dengan beberapa Negara di Eropa, ASEAN, juga Korea Selatan dan negara-negara lainnya di dunia.
Bila dihitung secara keseluruhan, sudah ada 16 negara di banyak benua yang pernah saya kunjungi dalam rangka tugas dinas sebagai guru. Itupun, satu negara bisa lebih dari 3 sampai 5 kali kesempatan untuk berkunjung di tahun yang sama atau tahun berikutnya.
Saat ini, saya menjadi rancu dalam memahami dan juga untuk menentukan apakah peristiwa yang merubah hidup saya itu termasuk pada istilah One in a million moment ataukah One moment in time?Â
Apakah itu hanya faktor keberuntungan atau kebetulan dalam hidup ini?
Nah bagaimana dengan Anda sendiri? Adakah yang sepaham dengan saya dalam memaknai semua rentetan peristiwa kebetulan yang terjadi baik secara berurutan atau meskipun hanya sekali terjadi dalam hidup ini?
Artikel ditulis untuk Kompasiana.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI