Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Diawali dari Masjid Sultan, Ditengahi oleh Masjid Melaka, dan Diakhiri di Masjid Putra

18 Maret 2025   13:14 Diperbarui: 19 Maret 2025   11:01 2099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Selat Melaka dari tampak depan (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Masjid Selat Melaka

Selanjutnya, setelah perjalanan dari Singapura dengan kendaraan pribadi menuju Kota Kuala Lumpur, selama perjalanan, saya menyempatkan untuk salat duhur di Masjid Selat Melaka (Malacca-Strait Mosque) yang sering dikenal dengan sebutan Masjid Terapung Melaka dan terletak di Jalan Baiduri di kawasan Selat Melaka, Provinsi Melaka Malaysia.

Jika dilihat dari kejauhan, seolah-olah masjid ini seperti terapung di atas permukaan air, khususnya saat air laut sedang mengalami pasang naik. Apalagi bila Anda datang ke Masjid ini di malam hari dengan pemandangan langit cerah, keindahan lampunya yang terbias dari kaca patri yang berwarna-warni akan membuat pengunjung betah berlama-lama di Masjid Melaka tersebut.

Masjid Selat Melaka dari tampak depan (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)
Masjid Selat Melaka dari tampak depan (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Dibangun pada tahun 2006, arsitektur Masjid Melaka ini seperti bangunan masjid dengan gaya Timur Tengah yang dipadukan dengan konstruksi kebanyakan masjid di daerah semenanjung Melayu, namun tetap ada sedikit sentuhan gaya bangunan Eropa, khususnya gaya bangunan Potugis.

Dataran Masjid Melaka, tulisan dilihat dari tempat parkir jauh. (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)
Dataran Masjid Melaka, tulisan dilihat dari tempat parkir jauh. (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Hal itu tidak aneh mengingat Melaka juga pernah dijajah oleh bangsa Portugis. Kasus itu mengingatkan saya, saat di Saigon, Vietnam, Bangunan masjid di sana rata-rata juga dipengaruh gaya arsitektur bangunan China dan Eropa. Kita harus memahami sejarah bahwa negara Vietnam sendiri dulunya merupakan negara jajahan Perancis. 

Sebagai tambahan informasi, Masjid Melaka ini dibangun di pulau buatan seluas 1,8 hektare yang masuk pada kawasan Bandar Hilir Negara Bagian Melaka, Malaysia.

Bagian dalam untuk salat di Masjid Melaka yang sejuk (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)
Bagian dalam untuk salat di Masjid Melaka yang sejuk (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Masjid dengan kubah berwarna emas ini, bagian dalamnya juga luas dengan adanya teras samping sekeliling masjid yang menjorok ke lautan. Angin sepoi-sepoi yang berembus dari arah laut membuat udara di dalam masjid menjadi sangat sejuk. Bahkan lahan parkirnya sangat lapang dengan berbagai fasilitas bagi para pelancong yang beristirahat setelah salat di Masjid Melaka ini.

Masjid Putra, Malaysia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun