Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masihkah Perut Buncit Dianggap Sebagai Simbol Kemapanan Hidup?

5 Maret 2024   19:51 Diperbarui: 5 Maret 2024   22:33 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perut Buncit. Sumber gambar KOMPAS.Com

Tadi pagi, saat melakukan aktivitas check up kesehatan diri ke Ibu Devi, seorang perawat sekolah yang bertugas di ruangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), saya sempat melirik adanya timbangan badan digital di dekat meja periksa.

Sedikit terkejut juga setelah menimbang badan di situ. Untuk memastikan lagi, saya pun bertanya pada Ibu Inoviyan yang berada di sebelah saya, apakah timbangan digital ini akurat dan bisa dipercaya teranya?

Bagaimana tidak, tinggi badan saya 171 cm, sedangkan berat badan saya saat ditimbang berada di 72,5 kg. Itu artinya berat badan saya ada kelebihan 11 kg dan itu adalah alarm bagi kesehatan tubuh. Sesuai aturan kesehatan, idealnya, berat badan ideal saya seharusnya 62 kg, yaitu dari rumus tinggi badan 171 cm dikurangi 110 cm.

Baca Juga : Coriander Leaves, Cita Rasa dan Aroma Apek yang Ternyata Mnyehatkan

Pengamatan segera saya lakukan, dan memang ada sedikit perubahan pada perut yang, maaf, mulai sedikit membuncit di usia menjelang pensiun ini. Bisa diduga, pasti ada penimbunan lemak di bagian perut saya.

Herannya, padahal saya suka berolahraga ekstrim apapun terutama bermain tenis. Dalam satu minggu, bisa dipastikan, 4 sampai 5 hari, saya berlatih tenis dengan durasi sekali latihan kurang lebih 3 jam. Namun mengapa berat badan saya bisa naik 10 kg dan hal itu telah mengusik pikiran ini.

Perut Buncit identik dengan kemapanan?

Jika mau jujur, asumsi pertanyaan di atas adalah benar adanya. Akan tetapi, harus diperhatikan juga bahwa sebenarnya ada perubahan-perubahan pada nilai-nilai sosial budaya yang diterima oleh masyarakat seiring dengan perubahan zaman.

"Orang yang mempunyai badan yang kurus, langsing atau kerempeng, hidup mereka selalu dianggap menderita dan susah serta dipastikan miskin oleh banyak orang. Sebaliknya, bagi mereka yang bentuk badannya gemuk akan diasumsikan sebagai orang yang hidupnya mapan, kaya, sukses dan dipastikan bahagia".

Di masa itu, selalu ada phrase di masyarakat,"Kamu kok kurus begini, memikirkan apa juga? Apa sedemikian susahnya hidupmu?" dan seterusnya. Namun, orang akan senang bila dipuji, " Wah, sekarang sudah sukses makanya badanmu jadi gemuk gini nih!" atau "Hebat, semenjak jadi pejabat dan mapan, perutmu jadi buncit, keren deh!".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun