Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kompasiana Awards 2023, Reinforcement Positif atau Negatif untuk Penulis?

11 Oktober 2023   19:06 Diperbarui: 14 Oktober 2023   05:11 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Para penerima Kompasiana Awards 2022. (Foto: KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI)

Menyimak euforia ramainya pembahasan topik akan Kompasiana Awards 2023, mulai dari ajakan untuk memilih para penulis lainnya yang diunggulkan atau menuliskan kegalauan hatinya antara sikap pesimis, optimis atau cuek alias netral saja dalam meraih penghargaan yang bergengsi ini.

Sungguh fenomena yang menarik dan membuat saya termenung serta mencari jawaban secara jujur pada diri sendiri apakah pemberian penghargaan pada tingkat pencapaian kualitas diri di dunia literasi itu perlu mendapatkan sebuah bentuk "penghargaan"?

Wah, jawabannya bisa normatif, spekulatif, manipulatif atau tif tif banyak lainnya nih! Bisa jadi, lisan mengatakan tidak butuh, tapi pikiran dan hati selalu mengharap. 

Pikiran dan hati menolak, namun lisan dan pikiran selalu mengharap. Bahkan, diputuskan pikiran sudah menerima pun, tetapi terpaksa hati bersikap menolak.

Kok bisa begitu?

Tentu bisa dan ada peristiwa, atau fenomena itu di belahan dunia sana. Jika tidak percaya, coba cermati saja akan hadiah Nobel pada Boris Paternak. 

Seorang sastrawan dari Rusia yang dianugerahi hadiah Nobel di bidang Sastra dan dia berhak menerima uang jutaan dollar, tapi ternyata negara Rusia menolaknya meski dalam hati, Boris juga ingin menerimanya.

Penulis Novel lainnya yang mendapatkan hadiah Nobel adalah Ernest Hemingway dengan judul novelnya "The Old Man and The Sea", yang pernah diangkat ke layar perak, dianggap menunjukan karya sastra tertinggi pada gambaran perjuangan pada kehidupan manusia.

Ironisnya, setelah menerima penghargaan nobel itu, Ernest Hemingway justru mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Nah, bagaimana dengan Kompasiana Awards?

Kompasiana Awards 2023? Apakah sebagai bentuk reinforcement (penguatan) yang positif atau negatif bagi para penulis?

Makna reinforcement di situ adalah penguatan yang diberikan oleh orang atau pihak lain kepada siapa saja baik secara individu, kelompok, lembaga, instansi swasta atau pemerintah dengan berbagai tujuan positif yang diharapkan.

Sedangkan untuk bentuk pemberian reinforcement (penguatan) ada dua, yaitu positif dan negatif.

Pertama. Positive Reinforcement adalah rewards, seperti yang saat ini dilakukan oleh Kompasiana yang diwujudkan dalam bentuk pemberiaan awards seperti penghargaan, pujian, hadiah atau apresiasi verbal dan non verbal.

Kedua. Negative Reinforcement adalah punishment dalam bentuk sanksi, hukuman fisik, administratif, verbal dan non verbal namun untuk tujuan yang positif.  

Hal itu juga dilakukan oleh admin Kompasiana demi menjaga produktivitas literasi serta persatuan negeri saat menegur dan men-take down artikel yang dianggap bertendensi SARA, bahkan mengunci akun penulis yang mendapat "reward" tersebut.

Mencermati perihal di atas, Kompasiana Awards dalam bentuk berbagai predikat Kompasioner positif sangatlah perlu dan terus digiatkan untuk peningkatan kualitas dan produktivitas literasi bagi masyarakat Indonesia di masa depan dalam menghadapi tantangan global.

Ilustrasi Penghargaan bagi para penulis di Kompasiana. Gambar, Self designed by free Canva.com.
Ilustrasi Penghargaan bagi para penulis di Kompasiana. Gambar, Self designed by free Canva.com.

Hal yang unik adalah penghargaan yang ada di Kompasiana Awards ternyata bisa saling memilih dan dipilih bagi semua para penulis di Kompasiana yang sudah memenuhi persyaratan, bahkan diizinkan untuk mengajukan dirinya sendiri untuk mendapatkan salah satu dari berbagai predikat penghargaan dari Kompasiana.

Saya tidak berani melakukan hal itu, namun hanya mampu memberikan apresiasi tinggi pada mereka para penulis yang konsisten dan menjaga marwah literasi di Kompasiana dengan genre artikelnya yang berkualitas.

Sebut saja para penulis yang saya kagumi di antaranya adalah AKIhensa,-bidang olahraga, Wijaya Kusumah dan Akbar Pitopang yang konsisten di seputar pendidikan. 

Pak Herman serta pasangan mesra, Pak  Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina dengan artikel menarik tentang ilmu dari Universitas Kehidupan. Juga, pak Dr.Herie Purwanto, sosok pegiat anti korupsi dalam artikelnya.

Ada Pak Bambang, seorang dosen ITS dan Dr.Nugroho yang setia dengan dunia puisi dan sastra. Hennie Triana Oberst dan juga Inosensius I.Sigaze, yang rajin update seputar info budaya luar negeri khususnya Eropa. Serta, Adian Saputra, Willi yang masih lenyap saat ini dan Pak Parlin Pakpahan pakar di dunia opini.

Sosok Pak Pical, yang update semua genre, Ms. Patter dengan artikel dunia perhotelan, dan Ibu Isti Yogiswandani dengan artikel kuliner tanah air serta sosok Stevan Manihuruk dengan dunia investasinya yang menarik. Juga banyak lagi nama penulis yang tidak bisa saya sebut satu-persatu di artikel ini.

Bagaimanapun juga, pada momen ini, Kompasiana juga harus berinovasi dengan mengundang secara langsung dalam satu event penghargaan bagi para penerima predikat yang sudah dikategorikan dalam penghargaan, semata sebagai bentuk apresiasi tinggi di dunia literasi negeri.

Terakhir, syukur jika ada kenaikan rewards for money prize bagi para penulis setianya. Siapa juga yang berani menolaknya! Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun