Mohon tunggu...
Septi Ariani
Septi Ariani Mohon Tunggu... -

Ibu muda dari anak cerdas

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Keluarga dan Karier Mana yang Lebih Penting?

6 Agustus 2014   22:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:15 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki buah hati, berkarir adalah hal yang membuat dilema dalam membagi waktu. Bekerja dikantor dan mengurus keluarga bukan hal yang mudah untuk dijalankan, harus ada yang dikorbankan. Ya kalimat diatas sangat sering saya dengar, sebagai bagian dari komunitas wanita karir.

Jika kita bisa membagi waktu dengan baik antara keluarga dan pekerjaan, insyaALLAH kesuksesan dalam berkarir dan berkeluarga bisa diraih. Satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah "ikatan batin antara seorang ibu dan anak tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa diingkari".

Meskipun waktu untuk bertemu, bermain dan belajar bersama si kecil sangat terbatas, namun si kecil tetap akan memilih ibunya yang mengetahui perkembangannya. Ga percaya? Saya berikan beberapa contoh, sebelumnya sebatas informasi saja bahwa saya seorang karyawan yang tinggal di daerah Cisarua Bogor dan bekerja di daerah jakarta pusat dengan jam kerja 08.00-18.00, terbayangkan saya dan suami harus berangkat pagi-pagi buta dan tiba di rumah sudah sangat malam, Saya juga memiliki seorang putri yang usianya baru 10 bulan, namanya azwa. Berikut beberapa Kejadian-kejadian yang sangat sederhana dari sang buah hati, tetapi sangat berkesan dalam kehidupan saya :
1. Ketika anakku berusia tiga bulan sepulang kerja tiba di rumah pukul 22.00 anakku bangun dan berusaha untuk tengkurep, satu..dua..tiga dan baby azwa berhasil menunjukkan pada ibu&bapaknya kali pertama dia bisa tengkurep;
2. Dibulan ke lima, ketika baby azwa diajak ibu dan bapaknya menginap di hotel daerah puncak kembali dia menunjukkan perkembangannya, kali ini dia duduk dengan tegap;
3. Dibulan ke tujuh baby azwa merangkak untuk pertama kalinya dan ia tunjukkan kepada kedua orang tuanya.
Banyak kejutan-kejutan kecil dari sang malaikat kecil yang ia tunjukkan kepada ibu dan bapaknya "for the first time". Pastinya para bunda diluar sana juga selalu mendapatkan kejutan dari sang buah hati.

Tidak hanya perkembangan si kecil yang selalu ingin ia tunjukkan kepada orang tuanya, kegelisahan, ketidaknyamanan juga selalu ingin ia tunjukkan kepada orang tuanya, terutama pada sang ibu. Salah satu contoh yang baru saja saya alami, pada saat baby azwa sakit, ia tidak mau dipegang ataupun digendong oleh siapapun kecuali ibunya, meskipun sehari-harinya ia lebih sering dengan eyang putrinya, ia mendekati telinga ibunya seolah berbisik, bercerita bahwa dia sedang sakit.

Sederhana tetapi penuh makna, itulah yang selalu ditunjukkan oleh buah hati kita. Meski waktu bertemu sangat sedikit, meski beban kerja menumpuk, sisihkan waktu untuk malaikat kecil kita. Ijinkan dia mengeksplorasi bakat dan kemampuannya, dengarkan keluhannya, ajarkan hal yang positif sedini mungkin bahkan pada saat dia masih dalam kandungan.

Kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan masa depan malaikat-malaikat kecil kita, waktu kebersamaan memang sangat dibutuhkan. Namun diwaktu yang singkat sedianya para orang tua dapat menyiasatinya agar lebih bermanfaat, quality time tidak harus jalan-jalan keluar negeri, keluar kota ataupun ke mall. Quality time bisa dilakukan di rumah dengan mengajarkan malaikat kecil kita membersihkan rumah, merapikan kamar, memasak dan mendengarkan kebahagiaannya, keluh kesahnya. Jadilah orang tua yang nyaman bagi malaikat kecil kita, niscaya ia akan selalu mendamaikan hati kita para orang tua.
Pekerjaan memang penting tetapi keluarga kita jauh lebih penting.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun