Mohon tunggu...
Dzayyadie Saeran
Dzayyadie Saeran Mohon Tunggu... pegawai negeri -

an indonesian ordinary

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cantik Nomer 2 yang Penting Sexy Dulu

3 November 2012   15:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:01 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cantik mah nomer 2 yang penting sexy dulu kang, kalimat tersebut terlontar dari obrolan tukang bajaj yang sedang duduk sambil ngobrol dengan rekan sejawatnya diwarung tegal mbak nur, sambil minum segelas kopi dan sebatang rokok kretek terlihat sangat nikmat bagi mereka sambil menunggu penumpang bajaj mereka. Saya yang tadinya asyik menikmati makan siang dengan tempe orek dan semur jengkol jadi tertarik mendengarkan obrolan mereka, “maksudne opo apa sih kang?” tanya temannya sesama supir bajaj. “Itu kang Reki bisa liat sendiri di acara televisi kita, artis-artis lebih menampilkan ke-sexy-an tubuh mereka ketimbang kecantikannya sendiri” ungkapnya. “Ya, mungkin persaingan pekerjaan kang, karena banyaknya artis-artis pendatang baru” tukas kang reki menimpali omongan kang bejo.

Saya tak mendengarkan lagi obrolan mereka selanjutnya karena jam istirahat makan siang sudah selesai dan saya harus kembali masuk kantor. Tapi, selesai makan siang diwarteg tadi obrolan para supir bajaj masih kefikiran di otak saya. Mereka  mungkin bukan pengamat sosial lulusan universitas terkenal didalam maupun luar negeri tapi obrolan para supir bajaj tadi ada benarnya juga, kita bisa melihat sendiri di media elektronik seperti televisi banyak sekali artis yang berpenampilan sexy walaupun ada sebagian orang yang bilang itu adalah tuntutan pekerjaan. Kalau itu benar tuntutan pekerjaan lalu yang menuntut pekerjaan mereka seperti itu siapa?

Terkadang saya sendiri juga bertanya-tanya acap kali mereka tampil di depan kamera bertutup jilbab dan berkata-kata seakan mereka faham sekali tentang agama, katanya mau pergi umrah tapi setelah pulang mereka kembali menampilkan tonjolan maaf buah dadanya. Lalu, relevansinya mereka pergi kesana apa?. Jujur saya lebih menyukai jika mereka bilang ‘traveling” ketimbang kata umrah itu sendiri. Tidak munafik saya juga senang melihat tubuh yang sexy karena itu manusiawi  tapi saya lebih menyukai ke-sexy-an isteri saya ketika berdua dengan saya. Dan bukan untuk konsumsi publik.

Saya hanya miris melihat generasi anak-anak sekarang fikiran mereka telah dicemari dengan pemandangan-pemandangan yang belum saatnya untuk mereka. Maka tak heran jika banyak sekali anak-anak dibawah umur dan masih bersekolah telah melakukan sex diluar nikah. Jika sudah seperti ini akhirnya lalu, siapa yang harus disalahkan?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun