Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kreasi Menggunakan Pola Dialektika

21 Maret 2019   22:45 Diperbarui: 21 Maret 2019   23:25 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam keseharian kita tentunya menemukan yang namanya musyawarah, hakikat musyawarah itu sendiri sama halnya dengan mensintesiskan pandangan-pandangan anggota musyawarah, dan hasilnya adalh sebuha pemikiran kreatif hasil sintesis, inilah yang disebut pemikiran dialektika.

Menegaskan kembali, bahwasnya maksud dari pemikiran dialektika bukan berate hanya berhadapan dengan dua pendapat, tetapi adanya pendapat yang berbeda. Artinya, bisa jadi pendapat yang dikemukakan lebih dari satu.

Asal usul dialektika 

Tanpa bermaksud untuk menjelaskan sisi akademiknya tentunya perlu kita ketahui bersama konsep dialektika ini dikembangkanoleh George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) beliau ini merupakan salah satu filsuf jerman yang terkenal dan menjadi banyak rujukan dari pemikiran idealism pada masa sekarang, maksudnya idealism disini merupakan sallah satu jenis pemikiran yang mengutamakan idea tau gagasan sebagai sumber kebenaran. 

Pada awalnya pemikiran ini dianggap sebagai bandingan terhadap pola pikir llogika yang sudah ada dan berkembang saat itu. Dialektika memandang bahwa pencarian kebenaran, tidak selamanya harus menggunakan pola pikir logika, berbasis silogisme sebagaimana yang dikembangkan Aristoteles.

Apa sih silogisme itu?

Silogisme ini ialah proses penarikan kesimpulan dari informasi-informasi yang sudah ada atau premis yang tersedia.

Contohnya nih SETIAP MANUSIA AKAN MATI, MAKA SOEKARNO MANUSIA AKAN MATI, SOEKARNO ADALAH MANUSIA, MAKA SOEKARNO AKAN MATI. Itulah pola pikir silogisme yang di dikembangkan oleh Aristoteles.

Ketika kita memperhatika, kesimpulan "soekarno akan mati" adalah ide baru atau pemahaman baru. Tetapi pemahaman baru itu, berakar pada premis-presmis yang sudah ada sebelumnya. Kesimpulan atau conclusi yang ada itu, adalah kesimpulan dari data yang sudah ada. Nah dari sini karena untuk memenuhi hasrat manusia dalam memenuhi kebutuhan menemukan informasi baru dan pengetahuan bari hegel menawarkan pemikiran dialektika, atau  logika-dialektika.

Tiga dalil dialektika

  • Waktu

Sebelum tahun 2000, khususnya di Indonesia orang memandang bahwa belajar itu harus disebuah gedung, dnegan tenaga pednidik yang resmi, yang kemudian disebut "SEKOLAH". Pada tahun 2010 ini, tempat belajar itu tidak mesti disekoah. Belajar bisa dirumah atau home shooling atau juga disekolah alam. Nah ketiga jenis itu merupakan tempat belajar dan bahkan disebut juga sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun