Buat apa bila pada akhirnya
Terungkap sebagai pecundang
Begitu manis nan mendayu-dayu
Saat lontarkan kata propaganda
Begitulah sang politikus yang kubaca
Di setiap perilakunya
Timpang pandangan dan ucap
Sebelum dilegitimitas
Itukah yang bernama perjuangan
Konon demi nasib anak negeri?
Segala cara membabi buta pun ditempuh
Dan, sayang hanya sandiwara belaka ...
*****
Kota Malang, Mei di hari kedua puluh enam, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!