Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mitigasi Perang Nuklir Harus Segera Dilakukan

8 November 2022   12:07 Diperbarui: 5 Januari 2023   00:41 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Kita juga perlu menjaga hutan-hutan kita, karena ke depan akan semakin langka ketersediaan udara bersih maupun air bersih. Ini yang sangat mendesak untuk dipersiapkan, meskipun kemandirian-kemandirian yang lain secara bertahap juga harus dipersiapkan. Dengan kata lain,  diperlukan pemerataan pembangunan. Anggaran pembangunan di perkotaan harus dialihkan untuk pembangunan di pelosok-pelosok daerah, khususnya di luar Jawa. 

Membangun infrastruktur pertanian, pembangunan lokasi sumber-sumber air, pembangunan Dam dan Irigasi, serta cetak lahan pertanian secara masif. Program Transmigrasi harus kembali digalakkan karena dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) dalam jumlah besar untuk menggarap lahan-lahan pertanian yang sudah dipersiapkan. Di sisi yang lain, Pemerintah harus melakukan restrukturisasi organisasi pemerintahan, Birokrasi harus efektif dan efisien, kinerja pegawai harus profesional, Lembaga-lembaga yang tidak produktif dan tidak jelas fungsinya harus ditutup. Perampingan besar-besaran harus dilakukan, ribuan bahkan jutaan pegawai pemerintah harus siap dialihfungsikan untuk menjadi pelaku-pelaku usaha yang produktif di sektor pertanian, meskipun harus dibekali pelatihan yang serius. Demikian pula anggota TNI yang sedang tidak berperang, bisa diarahkan untuk terjun ke sesktor pertanian yang produktif, membangun pertahanan pangan.

Oleh karenanya, semua sumber daya harus dikerahkan untuk persiapan mitigasi besar-besaran. Dibutuhkan pendanaan besar dan kebersamaan, perlu pemangkasan gaji dan tunjangan pejabat pemerintahan. Pendapatan harus berbasis kinerja dan produktivitas, bukan atas dasar posisi atau jabatan seseorang. Perlu kontribusi maksimal pengusaha besar dan menengah serta orang-orang kaya yang selama ini telah banyak menikmati hasil kekayaan Negeri ini. Bila mereka tidak mau kooperatif, asset harus disita dan dikelola untuk kepentingan negara. Intinya, semua komponen dan aspek harus diseimbangkan dan dikelola berdasarkan prinsip-prinsip keseimbangan.

Lantas, apa yang harus kita lakukan sebagai pribadi-pribadi dan warga masyarakat? Sadarilah, bahwa Tuhan dengan susah payah telah menciptakan Alam Semesa beserta isinya dengan keteraturan dan keseimbangan yang sempurna. Disadari atau tidak, bahwa selama ini kita telah mendurhakai Allah, tidak mensyukuri karunia-Nya, banyak aktivitas kita selama ini telah merusak sistem keseimbangan ciptaan Allah. Apakah itu keseimbangan alam, keseimbangan sosial, termasuk sistem keseimbangan yang ada di dalam tubuh biologis kita sendiri. Meskipun setiap waktu kita Sembahyang, Sholat, berdoa memuja dan memuji Tuhan, namun setiap hari pula apa yang kita lakukan sedikit banyak telah berkontribusi dalam merusak sistem keseimbangan ciptaan Tuhan. Dan, selama ini pula kita telah menjadi bagian dari sistem Syaitan, sistem kapitalis yang merusak keseimbangan, sistem yang hanya membikin kehancuran.

Atas kesalahan-kesalahan tersebut bermohon ampunlah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan setulus-tulusnya dan bertaubatlah dengan sebenar-benar taubat. Dan, janji Allah akan melindungi dan menyelamatkan mereka yang bertaubat. Kalaupun mereka meninggal dalam proses taubat, kelak Tuhan akan memberikan ruang yang ideal, Surga di akhirat.

Ketahuilah, taubat yang utama adalah melakukan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, berjuang mengerahkan segenap kemampuan untuk membangun, memperbaiki dan menjaga Sistem Keseimbangan. Dimulai dari memperbaiki keseimbangan diri, keseimbangan keluarga, berjuang membangun sistem keseimbangan sosial, memperbaiki dan menjaga keseimbangan alam di sekitar kita, dan berjihad membangun tatanan negara serta Dunia yang seimbang. Inilah esensi taubat yang benar, yakni menjadi bagian dari Sistem Keseimbangan Tuhan. Dengan kata lain, tidak ada ibadah yang utama, selain membangun dan menjaga sistem keseimbangan menurut Allah. Dan amal ibadah kita tidak akan berarti bila kita mengabaikan sistem keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan.


Dengan demikian, bagi mereka yang sadar akan kesalahan dan berniat melakukan Taubat yang benar, segeralah merapatkan diri menghimpun diri untuk bersama-sama berjuang membangun "Tatanan Kehidupan Seimbang". Membangun keseimbangan adalah bagian utama dari langkah-langkah mitigasi yang nyata sesuai petunjuk ajaran Tuhan dalam menghadapi Bencana Besar yang menghadang di depan. Di mulai dari pribadi-pribadi dan keluarga untuk hidup seimbang, selanjutnya menghimpun diri bersama orang-orang yang peduli keseimbangan. Membangun komunitas seimbang di lokasi yang masih relatif terjaga keseimbangannya, yakni lokasi-lokasi pedalaman yang masih alami dengan keberadaan hutan-hutan di sekitarnya, dan bukan daerah yang rawan bencana, bukan lokasi yang rawan Gempa dan Tsunami, bukanlah di areal sekitar gunung-gunung berapi , serta bukan kawasan yang rawan banjir dan longsor.

Dimulai dari skala terkecil, lingkup kampung, sebuah proyek percontohan Kampung Seimbang, Kampung Profesional yang mandiri, Kampung yang memiliki Ketahanan Pangan, Ketahanan Sosial Ekonomi dan Ketahanan-Ketahanan yang lain. Kemudian, dari lingkup Kampung akan berkembang menjadi Desa Seimbang, Kota Seimbang. Inilah sebuah Bahtera Kehidupan yang akan mampu menyelamatkan orang-orang di dalamnya dari berbagai Bencana Dahsyat. Dan, ketika Bencana Besar sudah mereda, kampung yang sudah berkembang menjadi Kota Seimbang, akan terus berkembang dan akan memproklamasikan diri menjadi Tatanan Negara Seimbang. Bahkan, berkembang menjadi Tatanan Dunia yang Seimbang.

Salam Seimbang sebagai Bangsa Indonesia_Nusantara ...

Semoga!

*****

Kota Malang, November di hari kedelapan, Dua Ribu Dua Puluh Dua.

             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun