langkah gontai mulai menuai
degup jantung pun sambung menyambung
seiring nafas yang tak lagi membentang
tapi, nyali dalam kendali tak ingin henti, mati tak berarti
helai demi helai kita dalam untaian liku pilu malu bertalu, berlalu sampai di ambang birunya kalbu
teduh berselimutkan kasih, terajut
meski terkadang ada riak gelombang pasang yang menghujam...
seputih maumu aku pun berjawab nan berharap, agar tak timpang hanya karena hinggap bimbang dalam juang
orkestra di panggung yang kita mainkan, kita peragakan
jangan sekali pun bersulang sumbang
serabut putih merajut kasih, apakah masih pantang membayang letih di setiap derap langkah kita yang telah tiba di sini?
mari tersenyum walau kita sedang menangis...