tambatan hati di kala suka dan duka, tertangkapkah getar resonansi suara kalbuku?
terangkai dalam irama syahdu menembus batas cakrawala, mengendap di relung mata batin kuhujam dengan sepenuh-penuh dayaku, betapa kesetiaan itu mahal dan telah kupatri lalu kuujudkan seperti yang engkau saksikan saat ini...
buah hati yang kini mulai bersemi adalah saksi atas ikrarku, kala kali pertama kunyatatakan mauku yang tak seorangpun kuasa melintang aral
kurengkuh dalam biduk, tanpa rayuan dan impian muluk laksana pujangga serba memuncak angan
kini, dalam sunyi kubernyanyi tembang rindu untukmu tambatan hati, yang tiada henti bergayut setiap kali kukenang perjalanan diri dimulai, bersamamu dan bersamamu...
biduk kasih yang terjaga jangan pernah terpercik setitik jelaga, lantaran ketidaktahuan kita dalam lena
di ambang batas, aku masih rindu dendam, karena itulah aku bernyanyi ...