Social-awareness atau kesadaran sosial ini adalah salah satu kompetensi SEL (Social-Emotional Learning) yaitu pembelajaran sosial-emosional yang ke-tiga setelah Self-management (Manajemen Diri). Selain kesadaran sosial, dalam kompetensi SEL juga ada istilah kesadaran diri atau bisa disebut Self-awareness. Karena pada dasarnya kesadaran itu dimulai dari diri sendiri, kemudian berujung pada kita. Alangkah indahnya jika kita semua memiliki kesadaran. Apapun itu, jika kita sadar maka juga akan maksimal.Â
Seperti halnya pada  suasana yang mencekam saat ini, kita bisa melakukan gerakan semprot massal pada setiap ujung rumah-rumah warga secara bersama-sama guna mencegah penyebaran virus, mengepel masjid; tempat kita untuk sembahyang akan lebih mudah jika dilakukan secara bersama dengan membuat jadwal secara bergantian, menyepakati untuk tidak bersalam-salaman seusai sholat berjama'ah, dan masih banyak lagi. Kesadaran sosial tidak hanya dilakukan secara beramai-ramai dengan melakukan pertemuan dalam sebuah tempat tertentu. Selebihnya jika kita tetap berada di rumah, menjaga jarak antara satu sama lain, menjaga kebersihan diri serta lingkungan, justru itu semua adalah wujud kita memiliki kesadaran sosial.Â
Intinya, kita harus selalu menyadari sebuah tindakan yang akan kita lakukan. Kita harus berfikir terlebuh dahulu. Oh.. jika kita berbuat begini, nanti akan menjadi begitu, dan seterusnya. Membuat kesepakatan dengan masyarakat dengan membuat sebuah perjanjian, maka kita juga harus menyadari apa yang telah kita sepakati sebelumnya demi menjaga kerukunan masyarakat. Mari kita tanam sikap kesadaran untuk kebaikan bersama. Kesadaran harus tetap ada dimana pun kita berada. Sadar dalam segala hal; apalagi berhubungan dengan Tuhan untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba.Â
Semoga kita termasuk orang-orang yang sadar. Amin
Semoga bermanfaat:)Â