Mohon tunggu...
Dyah Ayu Lestari
Dyah Ayu Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Proses berfikir manusia adalah misteri

Mahasiswi UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dia Harus Tetap Ada di Tengah Ketidakpastian Suasana; Social-Awareness

1 Mei 2020   11:48 Diperbarui: 1 Mei 2020   12:15 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
flickr.com/photos/kushwahasantosh

"Jangan keluar!" Kata pemerintah. 

"Di rumah saja, guna untuk mengurangi angka kenaikan korban covid-19 ini"

Akhirnya,  pemerintah juga melakukan PSBB yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar pada suatu wilayah tertentu. Sehingga membatasi kegiatan dalam suatu wilayah guna untuk mencegah kemungkinan penyebaran virus. Seperti pembatasan aktivitas sekolah dan bekerja, kegiatan agama, transportasi umum; dengan membatasi jumlah penumpang, serta kegiatan sosial budaya; karena dikhawatirkan kerumunannya, dan lain sebagainya. Itu semua dilakukan bukan karena tanpa ada alasan tertentu, justru hal ini dibuat semata-mata untuk kebaikan bersama. Akan tetapi, mengapa kita masih menjumpai berita yang menyatakan bahwa masih terdapat masyarakat yang melakukan pelanggaran PSBB di daerah tertentu? Padahal pemerintah juga menerapkan peraturan yang lebih ketat untuk masyarakat agar lebih segan dengan harapan tidak akan melanggar peraturan.

Sebelum datangnya bulan suci ramadhan, tepatnya pada bulan sya'ban kemarin, hampir banyak warga yang ingin menggelar sebuah acara pesta pernikahan. Dikarenakan bulan sya'ban adalah bulan yang baik, maka mereka akan melaksanakan acaranya pada bulan tersebut. Akan tetapi, Allah SWT telah berkehendak lain. Kita hanya bisa merencanakan, dan hanya Tuhan yang bisa menghendakkan. Dengan adanya wabah virus yang sedang menyebar sampai sekarang ini, akhirnya banyak pula warga yang batal menikah. Walaupun ada hanya melakukan ijab saja tanpa adanya pesta. Sedih rasanya, jika ini semua harus dibatalkan. Tapi, mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi.

Kita semua tahu akan sulitnya untuk menerapkan program PSBB, sulit untuk disiplin dalam menjalankan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, karena kemajemukan Indonesia serta rasa sosialitas yang tinggi mereka akan sulit melakukan itu semua. Tapi, kita  tidak harus berfikir seperti itu, melainkan kita harus berfikir lebih panjang akan dampak yang dialami ketika kita tidak mematuhi peraturan yang ada. Selain itu, dengan adanya masalah seperti ini, kita semua harus menyadari bahwa hal yang kita lakukan ini bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan kita bersama. 

Istilah kesadaran mungkin tidak asing lagi bagi kita. Akan tetapi tidak banyak seseorang yang memahami secara detail apa itu arti kesadaran. Dirinya telah menganggap jika dia itu sudah sadar, tapi pada kenyataannya dia tetap melakukan hal yang sama; tidak memikirkan apa yang terjadi selanjutnya. Semisal, dia sadar  jika membuang sampah sembarangan itu dilarang, dia juga mengetahui jika membuang sampah sembarangan itu akan membuat dampak negative bagi kita sendiri dan orang lain, seperti menyebabkan banjir dan pencemaran lingkungan, serta timbulnya berbagai macam penyakit. Akan tetapi, dia tetap melakukan hal itu dengan membuang sampah sembarangan.

Oleh karena itu, kita perlu menanamkan sikap kesadaran. Berawal dari diri sendiri, aku, kamu, kemudian menjadi kita semua. Terjadilah sebuah kesadaran sosial atau bisa disebut Social-Awareness. Dimana semua masyarakat menyadari akan suatu hal tertentu. Kesadaran sosial harus tetap ada di saat seperti ini, di tengah ketidakpastian suasana. Sebagaimana kita harus tetap waspada untuk menjaga keutuhan bersama. Kita tidak harus berjuang sendiri, melainkan bersama-sama. Maka kita bisa melewati segala sesuatu meskipun sangat sulit sekalipun. Ibarat sapu lidi, jika kita menyapu menggunakan 1 lidi saja, maka lidi itu akan patah. Sebaliknya jika kita menggunakan segenggam lidi, menyapu halaman akan lebih mudah dan bersih.

Lalu, apa yang dimaksud kesadaran sosial itu? Ingin tahu banyak tentang Social-Awareness? Berikut pengertiannya:

facebook Social Awareness Programme
facebook Social Awareness Programme
Social-Awareness

Social-awareness atau bisa disebut kesadaran social yaitu dimana masyarakat telah memiliki kemampuan lebih dalam berempati. Mereka sadar pada hak dan kewajiban sebagai masyarakat. Kesadaran social juga merupakan cara yang diupayakan oleh setiap individu untuk mengingat-ingat, serta menggunakan informasi tertentu mengenai kejadian atau peristiwa-peristiwa social. Sehingga masyarakat lebih peka terhadap masalah yang terjadi di sekitar mereka. 

Selain itu, masyarakat dapat meningkatkan sebuah empati yang lebih besar dalam diri setiap individu untuk bertindak di lingkungan. Sikap kesadaran sosial perlu dibangun dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain bertujuan untuk membangun kebaikan bersama, akan menjadikan nama baik sebuah masyarakat tersebut, karena mereka akan terkenal dengan kesadarannya. 

Social-awareness atau kesadaran sosial ini adalah salah satu kompetensi SEL (Social-Emotional Learning) yaitu pembelajaran sosial-emosional yang ke-tiga setelah Self-management (Manajemen Diri). Selain kesadaran sosial, dalam kompetensi SEL juga ada istilah kesadaran diri atau bisa disebut Self-awareness. Karena pada dasarnya kesadaran itu dimulai dari diri sendiri, kemudian berujung pada kita. Alangkah indahnya jika kita semua memiliki kesadaran. Apapun itu, jika kita sadar maka juga akan maksimal. 

Seperti halnya pada  suasana yang mencekam saat ini, kita bisa melakukan gerakan semprot massal pada setiap ujung rumah-rumah warga secara bersama-sama guna mencegah penyebaran virus, mengepel masjid; tempat kita untuk sembahyang akan lebih mudah jika dilakukan secara bersama dengan membuat jadwal secara bergantian, menyepakati untuk tidak bersalam-salaman seusai sholat berjama'ah, dan masih banyak lagi. Kesadaran sosial tidak hanya dilakukan secara beramai-ramai dengan melakukan pertemuan dalam sebuah tempat tertentu. Selebihnya jika kita tetap berada di rumah, menjaga jarak antara satu sama lain, menjaga kebersihan diri serta lingkungan, justru itu semua adalah wujud kita memiliki kesadaran sosial. 

Intinya, kita harus selalu menyadari sebuah tindakan yang akan kita lakukan. Kita harus berfikir terlebuh dahulu. Oh.. jika kita berbuat begini, nanti akan menjadi begitu, dan seterusnya. Membuat kesepakatan dengan masyarakat dengan membuat sebuah perjanjian, maka kita juga harus menyadari apa yang telah kita sepakati sebelumnya demi menjaga kerukunan masyarakat. Mari kita tanam sikap kesadaran untuk kebaikan bersama. Kesadaran harus tetap ada dimana pun kita berada. Sadar dalam segala hal; apalagi berhubungan dengan Tuhan untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba. 

Semoga kita termasuk orang-orang yang sadar. Amin

Semoga bermanfaat:) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun