Mohon tunggu...
Djono W. Oesman
Djono W. Oesman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Flying Toilets Tidak Dikenal di Surabaya

4 November 2022   12:35 Diperbarui: 4 November 2022   12:37 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dreamstime, Free Stock Photo

Blak-blakan, Pemkot Surabaya mengungkap, 8.000 warga Surabaya kini tak punya jamban. Hasil riset di Amerika, tiap orang BAB rata-rata 400 gram per hari. Jadi, setiap hari di Surabaya ada 3,2 ton tinja liar.

Data 8.000 orang itu diungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro kepada pers, Kamis, 3 November 2022. Begini:

"Jadi, data yang kita kumpulkan dari semua kecamatan, ada sekitar 8.000 warga Surabaya kini tak memiliki jamban di rumahnya."

Tidak semuanya liar. Dilanjut Hebi: "Warga tanpa jamban, pakai WC umum. Tapi, kebanyakan memang buang air besar sembarangan. Di kali-kali, atau tempat lain."

Katakanlah, separo dari 8.000 orang BAB sembarangan. Di Surabaya setiap hari ada sekitar 1,6 ton tinja, asli liar. Se-kontainer. Per hari. Pencar. Sangat membahayakan. Kalau sampai jatuh kepleset di situ.

Bukan pelanggaran pidana. Buat 8.000 orang itu. Tidak ada pasal di KUHP yang mengatur ini. Juga, tidak bisa disebut sebagai penjahat lingkungan hidup. Tidak bisa. Lha, wong memang orang tidak mampu. Jangan dibanding-bandingkan.

Pasal 34 Ayat 1, Undang Undang Dasar 1945, menyatakan: Fakir miskin dan anak-anak terlantar harus ditanggung pemerintah pusat dan daerah.

Memang sudah. Agus Hebi mengatakan, dulu lebih parah. Data 8.000 itu sudah mending. "Pada 2021 Pemkot membuat 400 jamban. Lalu, 2022 membuat 300 jamban. Tahun depan rencana 2.000 jamban."

Tapi, orang buang hajat 'kan tidak bisa ditunda tahun depan, Rek? Yok opo.

Prof Kim Elaine Barrett, Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Dekan Divisi Pascasarjana di University of California, San Diego, AS, menulis di Daily Mail, terbitan 22 Maret 2018. Judulnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun