Mohon tunggu...
Dwi Sekar Amanah
Dwi Sekar Amanah Mohon Tunggu... Fakir Ilmu

Selesaikan apa yang telah kamu mulai, keep spirit.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Keluarga pada Masa Pandemi Covid-19

28 Desember 2020   11:11 Diperbarui: 28 Desember 2020   11:39 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Masalah terpenting dalam negara Indonesia kita saat ini adalah bagaimana mengimplementasikan pedidikan agama islam kepada anak di tengah pandemi Covid-19 yang sudah menyebar luas seperti sekarang ini. Pendidikan yang diberikan secara sadar oleh orang tua kepada anak-anaknya ini ditujukan agar anak-anak memiliki sikap dan tingkah laku yang baik sesuai dengan ajaran Islam. 

Penelitian ini menggunakan metode library research. Penelitian ini menggunakan sebuah teknik analisis data yang berupa teknik analisis isi. Penelitian ini menemukan bahwa pendidika agama islam pada peserta didik di tengah pandemi Covid-19 dapat melalui keluarga. Pendidik yang paling berperan yaitu orang tua. Hal yang harus diperhatikan dan tidak bisa ditinggalkan dalam pendidikan karakter berbasis keluarga ini yaitu penggunaan implementasi  yang sesuai dengan kebutuhan.

Kata kunci : Implementasi Pendidikan Agama Islam, Keluarga, Pademi Covid-19

Pendahuluan

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak. Sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan telebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Keluargalah yang akan memberikan warna kehidupan seorang anak, baik perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan sehari-hari. Keluarga juga merupakan tempat dimana seorang anak mendapat tempaan pertama kali yang  kemudian menentukan baik buruk kehidupan setelahnya di masyarakat. Sehingga tidak salah lagi kalau keluarga adalah elemen penting dalam menentukan baik-buruknya masyarakat (Al-Abrasy, 1993). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak usia MI/SD yang masih belum mampu menyadari tentang kewajibannya, misalnya melaksanakan shalat lima watu sebagai kewajiban seorang muslim atau anak-anak belum mempunyai kesadaran untuk membantu orang tua dalam melaksanakan tugas keseharian di rumah, bahkan masih banyak terjadi intimidasi antar anak-anak di sekolahnya. (Aqib, 2011)

Maka, untuk mewujudkan apa yang diharapkan keluarga dalam membentuk karakter anak perlu adanya upaya pendidikan. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggungjawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak (berkarakter) mulia (UU No. 20 tahun 2003 pasal 3). Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU No.20 tahun 2003 pasal 3). (Djamarah, 2011)

Berdasarkan hukum yuridis tersebut, pendidikan nasional mengemban misi untuk membangun manusia sempurna (insan kamil). Untuk membangun bangsa dengan jati diri yang utuh, dibutuhkan sistem pendidikan yang memiliki materi yang berbasis nilai karakter, serta ditopang oleh pengelolaan dan pelaksanaan yang baik. 

Dengan demikian, pendidikan nasional harus bermutu dan berkarakter. Dalam mata pelajaran tentunya terdapat kompetensi inti (KI),  kompetensi dasar (KD) maupun indikator dalam pembelajaran dan nilai-nilai karakter yang dikembangkan sehingga mampu untuk mencapai tujuan dan mewujudkan nilai-nilai karakter yang dikembangkan dari mata pelajaran tersebut. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk dapat meningkatkan aspek kognitif dan psikomotorik pada siswa sekaligus mampu meningkatkan dan membentuk karakter siswa secara kuat sesuai dengan apa yang diharapkan.(Abdurrahman, 2010)

Berdasarkan pemaparan berbagai teori di atas, seyogyannya pendidikan agama Islam pada keluarga akan sangat berpengaruh terhadap pengembangan karakter kepribadian anak yang baik. Tetapi dalam kenyataannya banyak terlihat fenomena bahwa perilaku, gaya bicara, sopan santun sudah tidak dihiraukan dalam kehidupan sehari-hari, apa lagi sebagai seorang muslim yang harus menjalankan kewajiban sholat lima waktu mereka masih enggan, mereka masih harus selalu diingatkan. Walaupun kalau dilihat secara kasat mata, pendidikan agama Islam keluarga bahkan tempat menimba ilmu anak tersebut banyak muatan pendidikan agamanya, dengan harapan mampu membawa perubahan pada anak dalam perkembangan karakter kepribadian.

Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan agama mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama menjamin dapat memperbaiki akhlak anak didik dan mengangkat mereka ke derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya. Pendidikan agama juga dapat membersihkan hati dan mensucikan jiwa, serta mencetak mereka agar berkelakuan yang baik dan mulia.(Salim, 2013)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun