Mohon tunggu...
Dwi Purwaningsih
Dwi Purwaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Admin and Student

A communication Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Public Speaker Bukanlah Suatu Bencana

11 Januari 2023   18:19 Diperbarui: 11 Januari 2023   18:35 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai seseorang yang mudah berbaur dalam lingkungan pertemanan, membuat teman - teman saya meyakini bahwa saya pandai dalam berkomunikasi. Pada suatu waktu, lingkungan rumah saya megadakan suatu acara, yang mengharuskan adanya mc untuk mengatur jalannya acara dengan baik. Lalu saya ditunjuk untuk menjadi MC, Awalnya saya ragu dan ingin menolak, tetapi pada akhirnya saya terima dengan alasan sebagai tantangan untuk diri saya agar bisa lebih berkembang dalam public speaking.

Bisa dikatakan saya minim ilmu untuk menjadi public speaker. Perasaan gugup yang menguasai diri saya, membuat tubuh terasa lebih lemas dan gemetar saat bicara. Saya khawatir kecemasan berlebihan ini akan mengganggu performance saya saat diatas panggung.

Untuk meminimalisir rasa cemas saya, saya melakukan research tentang hal apa saya yang dilakukam mc untuk mencairkan suasana, lalu saya selalu mengupdate hal apa saja yang harus saya kurangi atau saya tambah untuk saya sampaikan diatas panggung. Agar demam panggung tidak terlalu parah, saya melakukan latihan yang disaksikan teman - teman saya, saya meminta untuk dikoreksi jika ada kekurangan dalam penyampaian pesannya. Untungnya teman - teman saya cukup membantu dan support, sehingga itu dapat membangun rasa percaya diri lebih tinggi.

Manfaat yang saya rasakan saat belajar dan menjadi seorang speaker, saya rasa saya dapat lebih mengupdate rasa percaya diri saya, saya lebih bisa berani untuk bicara depan umum, dan saya juga dapat lebih berani untuk mempresentasikan suatu materi dalam kegiatan kegiatan selanjutnya. Saya juga dapat lebih memahami bahwa menjadi pembicara bukan hanya sekedar bicara di depan umum, tetapiSebagai seseorang yang mudah berbaur dalam lingkungan pertemanan, membuat teman - teman saya meyakini bahwa saya pandai dalam berkomunikasi. Pada suatu waktu, lingkungan rumah saya megadakan suatu acara, yang mengharuskan adanya mc untuk mengatur jalannya acara dengan baik. Lalu saya ditunjuk untuk menjadi MC, Awalnya saya ragu dan ingin menolak, tetapi pada akhirnya saya terima dengan alasan sebagai tantangan untuk diri saya agar bisa lebih berkembang dalam public speaking.

Bisa dikatakan saya minim ilmu untuk menjadi public speaker. Perasaan gugup yang menguasai diri saya, membuat tubuh terasa lebih lemas dan gemetar saat bicara. Saya khawatir kecemasan berlebihan ini akan mengganggu performance saya saat diatas panggung.

Untuk meminimalisir rasa cemas saya, saya melakukan research tentang hal apa saya yang dilakukam mc untuk mencairkan suasana, lalu saya selalu mengupdate hal apa saja yang harus saya kurangi atau saya tambah untuk saya sampaikan diatas panggung. Agar demam panggung tidak terlalu parah, saya melakukan latihan yang disaksikan teman - teman saya, saya meminta untuk dikoreksi jika ada kekurangan dalam penyampaian pesannya. Untungnya teman - teman saya cukup membantu dan support, sehingga itu dapat membangun rasa percaya diri lebih tinggi.

Manfaat yang saya rasakan saat belajar dan menjadi seorang speaker, saya rasa saya dapat lebih mengupdate rasa percaya diri saya, saya lebih bisa berani untuk bicara depan umum, dan saya juga dapat lebih berani untuk mempresentasikan suatu materi dalam kegiatan kegiatan selanjutnya. Saya juga dapat lebih memahami bahwa menjadi pembicara bukan hanya sekedar bicara di depan umum, tetapi bagaimana pesan yang kita sampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh audience. bagaimana pesan yang kita sampaikan dapat diterima dan dimengerti oleh audience. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun