Mohon tunggu...
Dwi Marfuji
Dwi Marfuji Mohon Tunggu... Administrasi - Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Sesantai gambarnya...\r\n\r\n@dwimarfuji

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cerita tentang Uang

21 Agustus 2020   16:37 Diperbarui: 21 Agustus 2020   16:43 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata uang 75 ribu seri 75 tahun kemerdekaan indonesia doc.tribun

Tak ada yang salah dengan menyimpan uang  atau membelanjakannya. Keduanya sama-sama diperbolehkan. Hanya saja ketika dilakukan dengan masive makan akan terjadi ketidakseimbangan. Kalau tidak inflasi, ya deflasi. Inflasi ditandai dengan harga-harga yang mulai meroket, uang beredar sangat banyak. Sedangkan deflasi kebalikan dari inflasi, jumlah uang yang beredar cenderung sedikit.

Kondisi saat ini tidak menentu. Pada umumnya masyarakat saat kondisi seperti ini, menangguhkan pembelanjaan. Entah pembelian properti, kendaraan maupun barang barang yang bersifat konsumtif. Mayarakat merasa aman dengan menyimpan emas. Pertanyaannya ialah, Bolehkah mengambil sikap seperti itu? Jawabannya singkat. 

Hak setiap individu berlaku dalam hal ini. Namun jika menilik diawal kemerdekaan Indonesia, sikap seperti ini jauh berbeda. Dulu masyarakat indonesia secara suka rela meminjamkan uang atau hartanya untuk negara. Pada masa kini, menabung dan membeli surat berharga negara atau yang sering disebut SBN.

Sikap masyarakat Indonesia diawal kemerdekaan berhasil mengeluarkan negara kita dari krisis. Tanpa andil dari masyarakat hal tersebut akan sangat sulit terjadi. Sejarah berulang. Nasib negara akan ditentukan oleh kemana arah sikap masyarakat. 

Kuartal ke-2, pertumbuhan ekonomi indonesia minus hingga 5,32% doc.kompas
Kuartal ke-2, pertumbuhan ekonomi indonesia minus hingga 5,32% doc.kompas
Angka mengatakan setelah tahun 1998 pertumbuhan ekonomi minus terdalam pada triwulan ke-2 tahun ini, tahun 2020. Sebuah negara dikatakan resesi bila dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan ekonomi dibawah 0. 

Kegiatan Ekspor dan impor  mempengaruhi pegerakan tersebut. Secara sederhananya bila ekspor digenjot dan impor ditekan bisa terkondisikan dengan tepat maka Indonesia akan terhindar dari resesi. Namun pada prakteknya tidak semudah itu. 

Ekspor yang ditingkatkan bila barang mentah dan impor yang diturunkan barang penting maka sementara terhindar dari resesi namun yang dihadapi jurang resesi yang berlipat lebih dalam pada 2 kuartal berikutnya. Bila Ekspor barang jadi ato setengah jadi yang nilainya lebih dibanding barang mentah, tentunya akan menambah devisa, simpanan dollar di negara ini. 

Tak hanya itu saja, kekuatan anak bangsa dan para investor bersatu menciptakan produk yang sedang sangat tinggi permintaan sangat dianjurkan. Cina contohnya, negara yang menjadi tempat munculnya pertama covid 19 ini kini telah bangkit. Bahkan kini berhasil menemukan formulasi calon vaksin. Sinovac. 

Kembali pada pmbahasan diawal. Pengalaman memanfaatkan produk keuangan, menabung di Bank. Menabung sebagai wujud kita percaya bada Bank Indonesia, percara pada Negara. Otomatis saat orang percaya maka bisa diartikan mendukung. Saat ini negara membutuhkan dukungan masyarakat. Dukungan rakyat dalam hal finansial terutama.

Bank Indonesia ditengah masyarakat yang plural. Kini beberapa hal telah menjadi terobosan. Bertepatan dengan 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Bank Indonesia mencetak uang edisi khusus bernilai 75 ooo rupiah. Jumlah yang terbatas dan cara pemesanan yang tak sepeti proses penukaran uang pada umumnya membuat masyarakat semakin penasaran. Hal tersebut membuat keterserapan pada masyarakat meningkat.

Banyak terobosan yang dihadapkan. Solusi demi solusi bertebaran. Pemerintah tentunya telah menyiapkan strategi demi strategi. Indonesia negeri yang kuat. Banyak pengalaman jatuh bangun sejak awal kemerdekaan. Kita tak tahu kedepan akan seperti apa. Pertanyaannya ialah dimana kita menempatkan uang disitulah dukungan kita sesungguhnya. Kalau boleh tau, diamanakah uang anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun