Selama masa Pandemi ini, saya banyak melakukan pekerjaan kantor secara WFH (work from home), sehingga ada sedikit waktu untuk browsing-browsing internet, sosial media, terutama Youtube.
Ada video-video hobby di Youtube yang menarik perhatian saya.Â
Seseorang naik sepeda, membawa ransel, menuju hutan yang sepi. Di antara pepohonan lelaki itu turun dari sepeda dan mengeluarkan isi tasnya. Dia melemparkan seutas kabel ke atas dahan pohon.Â
Ternyata kabel itu merupakan antena dari sebuah radio kecil, dan isi tasnya memang radio pemancar penerima mungil. Dengan alat itu dia berkomunikasi mencari teman dari seantero dunia. Benar-benar dari seluruh dunia, karena di video tadi, lelaki itu berkomunikasi dengan pemakai radio lain di benua yang berbeda.
Wow, berkeliling dunia lewat radio mungil dari sebuah hutan sepi yang indah.
Kalau anda mau melihat video-video ini, coba cari dengan keyword "QRP CW".Â
Aktivitas ini memang merupakan cabang dari hobby amatir radio. Namun radio yang digunakan adalah radio mungil kecil dengan kekuatan pancar yang rendah, sehingga disebut QRP, sesuai istilah amatir yang berarti 'menurunkan daya'. Sementara pesawat radio yang digunakan, bisa berupa radio telephone atau bisa pula berupa radio Morse yang disebut CW (Continous Wave).
Kalau radionya hanya untuk mengirim kode Morse (CW), biasanya ukurannya bisa lebih kecil lagi. Dapat dimasukkan kantong, dan bisa memakai batere kecil.
Sebagai seorang mantan penjelajah alam, mantan Pramuka dan mantan Pecinta Alam, saya kagum dengan alat mungil CW Morse ini. Kenapa di masa muda saya dulu, tidak ada alat seperti ini ya ? Harusnya alat ini dimiliki oleh semua klub-klub Pecinta Alam, dan Gugusdepan-gugusdepan Pramuka yang suka melakukan penjelajahan alam bebas.