Mohon tunggu...
Dwiky Apriansyah
Dwiky Apriansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Announcer Radio Fajri 99.3 FM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Pelaku Penembakkan TNI di Papua Tidak Disebut Terrorist?

25 Februari 2013   07:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:44 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1361775886932227957

Baru-baru ini media massa dan acara berita di tv diramaikan dengan berita tertembaknya 5 orang anggota TNI oleh “orang tak dikenal” di Papua.

Ada hal yang menarik perhatian saya ketika melihat kasus ini dan kasus-kasus yang serupa dengan ini yang sering terjadi di Papua.

Satu pertanyaan besar yang timbul dalam benak saya, “MENGAPA MEREKA PARA PELAKU SEPARATISME DAN PELAKU PENEMBAKAN TERHADAP TNI DAN POLISI TIDAK PERNAH DISEBUT TERRORIST?"

"Apakah karena pelakunya bukan seorang muslim?"

Teringat dengan kisah Anders Behring Breiviks di Oslo, Nowregia, ketika dia melakukan pengeboman terhadap gedung pemerintahan, beberapa orang mati dan banyak lainnya mengalami luka-luka.

Setelah itu dia pun melakukan penembakan terhadap warga sipil di sebuah Pulau Utoya, dan lagi-lagi prilakunya ini tidak disebut tindakan terrorisme.

Dan juga sang James “Joker” Holmes pada pemutaran perdana film Batman, yang juga melakukan aksi penembakan, dan lagi-lagi FBI “membela”nya dengan mengatakan bahwa kasusnya tidak berhubungan dengan tidakan terrorisme.

"Apakah karena pelakunya bukan seorang muslim?"

Dimana keadilan?

Apakah karena “Pemberantas Terrorist” dengan pelaku Separatisme di Papua itu sama-sama didanai oleh amerika? Atau…

Kejanggalan demi kejanggalan memang dapat dengan jelas kita lihat dalam berita-berita di media massa.

lihat saja… jika ada judul berita “Tertangkap TERDUGA Terrorist” maka kita tidak perlu bertanya-tanya siapa yang tertangkap karena 100% pasti dia seorang muslim.

Seakan jargon “Perangi Terrorist” dapat ditafsirkan dengan “Perangi Islam”

Apakah ada hubungannya dengan teori “Clash Of Civilazation” nya Samuel Philip Huntington bahwa barat (Amerika) memang ingin menjadikan Islam sebagai Common Enemy pasca kemenangannya dalam perang dingin?

Nampaknya kita semua perlu bersikap adil dan objektif dan belajar lagi tentang makna terrorist, bukan makna yang didiktekan oleh barat dan juga anrek-anteknya.

kita harus hilangkan stigmasi terroris pada Islam dan lebih adil dalam menjudge dan memberikan standard tentang apa dan siapa itu TERRORIST.

“Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”(Q.S Al-Faatihah : 5)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun