Mohon tunggu...
Dwi Jati Marta
Dwi Jati Marta Mohon Tunggu... Administrasi - Kepulauan Bangka Belitung

Seorang pegawai di Lingkungan Pemerintahan Daerah yang mencoba mengembangkan opini melalui penulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengelola Ketegangan: Strategi Indonesia Menghadapi Ancaman di Laut Cina Selatan terhadap Nelayan Natuna

16 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 16 Maret 2024   07:27 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laut Natuna dan Nine Dash Line (image: KKP RI)

Mengelola Ketegangan: Strategi Indonesia Menghadapi Ancaman di Laut China Selatan terhadap Nelayan Natuna

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki wilayah perairan yang sangat luas dan strategis, termasuk Laut China Selatan. Namun, keberadaan sengketa maritim yang semakin memanas di kawasan tersebut telah menimbulkan ancaman yang nyata terhadap kedaulatan Indonesia.

Laut China Selatan telah menjadi pusat perhatian dunia karena sengketa teritorial yang melibatkan sejumlah negara seperti Tiongkok, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. Persaingan ini terutama terkait dengan klaim atas kepulauan dan wilayah maritim di kawasan tersebut. Tiongkok, dengan klaimnya yang luas berdasarkan atas peta yang mereka buat sendiri, yaitu Peta ”Nine Dash Line” atau ”9 Garis Putus-Putus China” yang menyatakan kedaulatannya atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk wilayah yang secara historis diakui sebagai bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Ketegangan di Laut China Selatan tidak hanya melibatkan klaim teritorial, tetapi juga aktivitas militer yang semakin meningkat. Tiongkok telah melakukan pembangunan pulau buatan dan instalasi militer di beberapa tempat di kawasan tersebut, yang memicu reaksi keras dari negara-negara tetangga dan masyarakat internasional. Selain itu, tindakan penangkapan ikan ilegal dan insiden keamanan maritim lainnya semakin memperumit situasi di Laut China Selatan.

Ancaman konflik di Laut China Selatan memiliki dampak yang signifikan terhadap kedaulatan Indonesia. Pertama, klaim yang ditegakkan oleh Tiongkok atas sebagian besar Laut China Selatan berpotensi mengancam kedaulatan Indonesia atas ZEE-nya. Jika klaim Tiongkok diterima oleh masyarakat internasional, hal ini dapat mengurangi wilayah ZEE Indonesia secara signifikan, yang berdampak negatif pada eksploitasi sumber daya alam, kegiatan perikanan, dan kepentingan ekonomi lainnya di perairan tersebut. Kedua, eskalasi konflik di kawasan tersebut dapat mengganggu perdagangan maritim dan aktivitas ekonomi Indonesia. Laut China Selatan adalah salah satu jalur perdagangan laut tersibuk di dunia, dan ketegangan di kawasan tersebut dapat mengganggu kelancaran arus barang dan meningkatkan risiko bagi kapal-kapal dagang Indonesia. Selain itu, gangguan terhadap aktivitas ekonomi di wilayah perairan Indonesia yang terletak di sekitar Laut China Selatan dapat mengancam kedaulatan ekonomi negara ini.

Untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia dalam menghadapi ancaman konflik di Laut China Selatan, beberapa langkah konkrit dapat diambil:

  1. Memperkuat Diplomasi Regional dan Internasional: Indonesia harus aktif memperkuat diplomasi untuk mendorong penyelesaian damai atas sengketa maritim di kawasan tersebut.
  2. Peningkatan Kekuatan Pokok Minimum: Pemerintah Indonesia perlu fokus pada pencapaian Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force) untuk memastikan pertahanan nasional yang memadai.
  3. Pemberdayaan Industri Pertahanan Nasional: Pengembangan industri pertahanan nasional akan memperkuat kapabilitas militer Indonesia.
  4. Pencegahan Gangguan Keamanan Masyarakat: Upaya pencegahan dan penanganan gangguan keamanan di wilayah perbatasan harus ditingkatkan.
  5. Modernisasi Deteksi Dini Keamanan Nasional: Investasi dalam teknologi deteksi dini akan membantu mengantisipasi ancaman potensial.
  6. Peningkatan Kualitas Kebijakan Keamanan Nasional: Kebijakan yang efektif dan adaptif akan mendukung upaya mempertahankan kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan 

Laut China Selatan telah menjadi sumber ketegangan regional yang signifikan, dengan klaim yang tumpang tindih dari berbagai negara yang berpotensi memicu konflik. Di tengah dinamika ini, nelayan Natuna dari Indonesia menemukan diri mereka terjebak dalam situasi yang penuh tekanan, dengan ancaman atas keamanan dan keberlangsungan mata pencaharian mereka. Namun, Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk melindungi nelayan Natuna dan menghadapi ancaman di Laut China Selatan dengan bijaksana.

Salah satu strategi utama yang diterapkan oleh Indonesia adalah penguatan kehadiran militer dan pengawasan maritim di wilayah Natuna. Ini bertujuan untuk memberikan perlindungan fisik bagi nelayan Natuna dan menghalangi kapal-kapal asing yang mencoba mengganggu kegiatan penangkapan ikan mereka secara ilegal. Langkah-langkah ini juga bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada nelayan dalam menjalankan aktivitas mereka di laut yang bergejolak.

Selain itu, Indonesia aktif dalam memperkuat kerjasama regional, terutama dengan negara-negara ASEAN. Dalam menghadapi klaim yang saling bertentangan di Laut China Selatan, Indonesia telah memperjuangkan pendekatan dialog dan konsensus. Kerjasama ini memungkinkan Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam menegakkan kedaulatannya di perairan Natuna, sambil memperkuat solidaritas dengan negara-negara tetangga yang juga terpengaruh oleh dinamika konflik di wilayah tersebut.

Di samping itu, diplomasi tetap menjadi instrumen penting dalam strategi Indonesia. Melalui partisipasi aktif dalam forum-forum internasional dan regional, Indonesia terus menekankan pentingnya penegakan hukum internasional dan prinsip-prinsip keadilan dalam menyelesaikan sengketa di Laut China Selatan. Ini mencakup penekanan pada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) sebagai kerangka hukum yang mengatur tata kelola laut secara adil dan merata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun