Sebagai spesies yang dianggap paling sempurna di muka bumi, sudah bisa dipastikan manusia memiliki harapan. Entah dalam hal mendasar seperti mampu makan, minum, sehat rohani - jasmani ataupun harapan mampu menghadirkan penemuan mutakhir di bidang sains, sosial, budaya dan teknologi.
Hanya saja harapan tinggalah hayalan, jika hanya dibicarakan tanpa di usahakan. Kesadaran manusia akan arti sebuah usaha dikejawantahkan melalui berbagai cara. Bahkan, tak jarang memilih banting-tulang berkerja siang-malam, hingga merelakan kesehatannya demi sebuah hasil yang diidamkan.
Meski demikian, tidak sedikit juga yang lupa arti dari sebuah Doa, Usaha, dan Tawakkal (DUT) sampai pernah ku dengar seorang berkata :
" Untuk apa berdo'a toh kita hidup karna sebuah usaha, bukan dengan diam berdoa penuh harap dan pasrah, hasil takkan turun dari langit".
Entah dengan sebab apa dia bilang begitu, padahal dalam firmanNya Allah menyebutkan
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُم
(ud'uni astajib lakum)
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan (permintaan) bagimu" [QS Al mukmin : 60]
yang jelas harus adanya keseimbangan antara usaha dan do'a. Terlebih, dalam ajaran Islam berdo'a merupakan hak sekaligus bukti ketaatan hamba kepada tuhan. Memang benar adanya "hasil tidak akan turun dari langit" Allah SWT telah menjelaskan dalam firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِم
"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." [Ar-Ra'd/13:11].
Ayat diatas secara gamblang menyebutkan sejatinya do'a tanpa usaha hanya khayal semata.
Begitupun sebaliknya usaha, tanpa do'a dan tawakal, hanya akan menghadirkan hasil yang tak berkah. Seolah olah melupakan peran Tuhan. Padahal segala sesuatu yang terjadi pada manusia, adalah mutlak atas kehendak-Nya.
Do'a, Usaha, dan Tawakkal, merupakan Trilogi yang tak bisa dipisahkan dan harus selalu bergandengan. Semoga kita diberi kemudahan dan dalam melaksanakannya. Aamiin.