Mohon tunggu...
Dwiga FirmanSyakhdhan
Dwiga FirmanSyakhdhan Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Lumajang Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN UNEJ Menciptakan Strategi Optimalisasi Pembelajaran Online Saat Pandemi

31 Agustus 2020   10:37 Diperbarui: 31 Agustus 2020   10:39 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak mewabahnya virus corona juga telah dirasakan oleh dunia khususnya dunia pendidikan organisasi pendidikan keilmuan, dan kebudayaan perserikatan bangsa-bangsa atau UNESCO menyebut  hampir 300 juta siswa di seluruh dunia terganggu kegiatan sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan. 

Sekarang proses belajar mengajar berubah derastis, dari yang dulunya belajar mengajar secara langsung dikelas dan berlangsungnya penyampaian materi oleh guru ke murid dengan demikianpun proses belajar mengajarpun belum sepenuhnya efektif, apalagi sekarang dengan proses belajar mengajar yang tidak langsung, dan hanya di wakilkan dengan materi-materi yang di sampaikan lewat media sosial belum lagi murid yang memiliki keterbatasan dalam bidang ekonomi yang tidak memiliki alat untuk mengakses materi yang di sampaikan dan juga murid yang berada di tempat yg memiliki jaringan yang sulit pasti mereka memiliki kesulitan yang belipat.
 
Dalam kegiatan KKN Back To Village ini saya membantu menyelesaikan masalah yang terdapat di desa Rowokangkung Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Dengan membuat program kerja selama 45 hari dan sekarang sudah berjalan 42 hari yang tentunya sudah banyak program yang sudah dijalankan. 

Dalam program yang dibuat sasarannya merupakan salah satu guru SDN Padomasan 04.  Adapun rincian program kerja yang sudah dilaksanakan antara lain (1) Melakukan pelatihan kepada guru tentang bagaimana cara penggunaan google meet yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa secara online. (2) Melatih guru dalam menggunakan google form sebagai sarana pembelajaran online kepada siswa. (3) Melakukan pelatihan guru menggunakan Kahoot untuk pemberian quiz kepada siswa.
 
Pada minggu ke 1 kegiatan yang dilakukan adalah wawancara kepada sasaran mengenai kendala dalam penerapan kegiatan belajar dengan menggunakan media online. Setelah mengetahui kendalanya pada minngu ke 2 membuat program kerja pelatihan penggunaan google meet sebagai sarana pembelajaran online yang sampai sekarang tetap menggunakan google meet. 

Pada minggu ke 3 saya membuat program kerja pelatihan google form untuk digunakan sebagai sarana ulangan harian online karena sebelumnya pemberian ulangan masih bersifat offline. Di minggu ke 4 melatih siswa dalam pengoperasian google form. Karena siswa siswi disini masih belum mengenal google form tersebut. 

Dan pada minggu ke 5 saya membuat program kerja berupa pelatihan penggunaan kahoot untuk pemberian quiz berbasis permainan untuk mengurangi kejenuhan siswa pada saat pembelajaran online dilakukan. Dan pada minggu terakhir merupakan evaluasi dari program yang sudah dilaksanakan selama 35 hari tersebut dengan wawancara kepada sasaran.
 
Pengajar menggunakan Google Meet untuk melakukan pertemuan dalam pembelajaran online, mempresentasikan materi dan melakukan diskusi. Penggunaannya fleksibel, dengan satu kali klik pada link meeting akan langsung terhubung dengan virtual room. 

Namun ada kendala yang cukup mengganggu dalam penggunaan Google Meet dan Zoom, selain soal kuota yang dirasa memberatkan, pembelajaran daring melalui virtual meeting terkadang menurut sebagian siswa terkendala dengan sinyal internet yang tidak stabil, beberapa siswa harus mencari lokasi tertentu untuk terhubung dengan internet agar dapat mengikuti perkuliahan dalam jaringan sehingga virtual meeting kadang terputus-putus. 

Faktor ini diakibatkan jangkauan lokasi setiap provider yang mahasiswa gunakan, dengan posisi tempat mereka mengakses berbeda sehingga hal tersebut dapat terjadi. Untuk Penggunaan google form ini memungkinkan guru untuk tidak lagi mengoreksi hasil ujian jika bentuk ujian atau pertanyaan yang diberikan berupa pilihan ganda. 

Secara otomatis nilai sudah dapat langsung di input ke system akademik untuk dijumlahkan dengan komponen lainnya sehingga didapatkan hasil akhir/nilai akhir untuk siswa cara ini cukup efektif dan efisien.  Dan hasil wawancara kepad sasaran untuk penggunaan kahoot sebagai alternatif pembelajaran namun siswa juga dapat bermain dan hasilnya siswa lebih semangat dalam belajar.

(Dwiga Firman Syakhdhan/KKN 16/Edy Hariyadi, S.S., M.Si.)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun