Mohon tunggu...
Dwi Endik Setiawan
Dwi Endik Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Penulis

Menyukai Literasi dan Numerasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Bagi Murid

9 Maret 2024   00:23 Diperbarui: 9 Maret 2024   00:27 9091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

                        KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

Perasaan Mempelajari Modul 3.3

Mempelajari modul 3.3 pengelolaan program yang berdampak pada murid merupakan hal yang patut saya syukuri. Bagi saya, tips dan trik dalam mengelola program berdampak pada murid merupakan kompetensi terpenting yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. 

Selama menjadi guru, saya merasa sudah berusaha untuk melaksanakan program yang berdampak pada murid, namun terkadang mengalami kekurangberhasilan dalam pelaksanaannya. Setelah mempelajari modul ini saya menjadi lebih paham, kenapa suatu program yang seharusnya bagus namun murid malas mengikutinya, atau justru tidak terlaksana, atau terlaksana namun tidak sesuai yang diharapkan sehingga tujuannya pun tidak tercapai. Dari sini saya merasa bersyukur dan bahagia punya kesempatan untuk mempelajari modul 3.3 ini sehingga saya bisa memperbaiki diri dalam merencanakan dan melaksanakan program yang berdampak pada murid.

Inti Sari Modul 3.3

Inti sari Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada murid memuat tentang kepemimpinan murid (students agency) dan kaitannya dengan  Profil Pelajar Pancasila, mendorong suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid dalam konsep kepemimpinan murid, mewujudkan lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid, serta pentingnya melibatkan komunitas untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.

Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid maka secara  bersamaan kita sebenarnya juga sedang membangun karakter murid sesuai dengan profil pelajar pancasila yang merupakan visi pendidikan Indonesia. Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan: saat murid memiliki agency) , maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. 

Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka. 

Untuk itu, mengelola program yang berdampak pada murid hendaknya seorang guru harus mendorong suara, pilihan, dan kepemilikan murid di tiap tahapannya. Dalam merencanakan suatu program yang berdampak pada murid dapat dilakukan dengan menerapkan model BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun