Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seragam sebagai Identitas Sekolah

18 April 2024   14:43 Diperbarui: 18 April 2024   14:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar kompas.com yogyakarta.

Ternyata baru-baru ini kemendikbud meluruskan berbagai isu negatif tentang  perubahan peraturan penggunaan seragam.  Menurut beberapa sumber (klikpendidikan.id)  aturan seragam sekolah masi merujuk pada peraturan lama dan tidak ada perubahan.

"Tidak ada perubahan  aturan mengenai seragam sekolah. Semua masih merujuk pada  permendikbudristek no. 50 tahun 2022..."informasi ini dikutib dari isntagram kemdikbud.ri, selasa 16 April 2024.

Pada intinya menurut penulis seragam adalah identitas, bukan berarti pengekangan, tetapi lebih karena unsur identitas, sign atau simbol, tanda untuk membedakan jenjang sekolah.

Apapun kebijakan sekolah asal masih bisa terjangkau dan memaksa anak-anak yang kurang mampu terutama, atau dengan dalih bisnis semata untuk meraup keuntungan tanpa memikirkan kemampuan siswa.

Sekarang sebagai orang tua saya merasakan benar keresahan orang tua, di masa sekarang harga seragam terus merangkak naik. Beli bahan atau membeli seragam sudah sampai ratusan ribu. Jika punya anak 3 dan semuanya butuh seragam baru sudah terbayang uang yang dikeluarkan. Apalagi di sekolah swasta yang SPP nya saja sudah mahal. Belum lagi kewajiban membeli buku yang harga per buku semakin tidak terjangkau oleh orang yang gaji dan pendapatannya pas-pasan. Rasanya sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Ada tiga anak saya yang masih sekolah. Anak Pertama ada tiga seragam wajib, anak kedua ada tiga seragam wajib dan anak ketiga, ada dua seragam wajib termasuk pramuka. Pas awal masuk selalu ada edaran tentang pembelian dan menggunaan seragam. Kebetulan sejak kecil ipar-ipar saya yang anaknya lebih dulu sekolah di tempat tersebut mewariskan seragamnya ke saudaranya, jadi lebih ringan pengeluaran uang untuk pembelian seragam. Biaya ternyata luar biasa di saat hampir semua kebutuhan rumah tangga, listrik, PAM, wifi, kebutuhan alat elektronik yang semakin hari harganya semakin tidak terjangkau. Sebagai orang tua butuh pintar-pintar mengelola keuangan agar tidak boncos alias, lebih besar pengeluaran dari pendapatan.

Penguasaan Literasi menangkal Isu dan berita Hoaks Media Sosial

Semoga saja isu-isu yang berkembang liar di media sosial  cepat reda. Pemerintah pun membebaskan sekolah untuk menentukan seragam sendiri. Terutama sekolah negeri yang yang banyak  siswanya berasal dari kalangan menengah ke bawah. Harga seragam yang mahal akan membuat masalah baru bagi kehidupan mereka.

Yang jelas proses pendidikan itu yang terpenting bukan penyeragaman dan bentuk yang terlihat secara visual. Ada unsur lain termasuk pembentukan karakter, pemahanan tentang etika, perilaku yang bisa diimplementasikan keseharian dengan keberadaan siswa yang menimba ilmu di sekolah. Kalau sekolah ternyata hanya berfungsi sebagai bisnis pendidikan, tetapi kurang memperhitungkan pembentukan karakter maka sia-sialah sekolah tersebut.

Esensi pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan menjajah kemerdekaan mendapatkan pendidikan yang layak. Para siswa yang berhasil memetik. Fungsi seragam lebih sebagai identitas, bukan ajang meraup keuntungan dari mark up seragam. Yayasan, pendidik, kepala sekolah dan pegawai struktural lembaga pendidikan mungkin butuh tambahan penghasilan, tetapi jika karena fokus pada tambahan penghasilan tetapi melupakan esensi pendidikan sesungguhnya itulah yang harus dikritisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun