Filosofi Sopir Hiburan buat Pengendara

Pernah lihat di jalan raya  lukisan dan tulisan - tulisan unik di pantat truk. Kalau saya lihat sambil nyetir mobil jadi ngekek. Ada saja kata - kata yang bikin tertawa. Kuinjak gas dan kopling agar kamu bisa shoping. Pola pemikiran sederhana, lebih sederhana dari para penyair. Apalagi dari penulis seperti saya, malah tidak kepikiran.

Ketika kemacetan tiba dan ada truk dan mobil  bak melintas yang terpikir pertama, rasa takut melihat badan truk yang besar, klakson yang tiba - tiba bunyi, suara rem hidroliknya yang seperti orang mendengus. 

Jika melihat beban berat truk yang agak miring ada perasaan takut bila truk itu terguling dan ngeri bila ada yang menjadi korban terhimpit badan truk. Bila jalan menanjak, ketakutan muncul bila truk tiba - tiba remnya blong dan kunduran ( eh susah menterjemahkan dalam bahasa Indonesia) truk.

Yang kedua ada perasaan terhibur karena banyak gambar - gambar seru dengan kata - kata kocak yang terus terang saja membuat meringis, melengos bahkan terbahak- bahak. 

Bayangkan ketika suntuk di jalan karena macet melintas truk besar dan di bagian bak belakangnya ada gambar cewek cakep seksi dengan tulisan nyeleneh "Ojo Ngaku Ayu Yen Durung Duwe Bojo Sopir". Dengan model cantik perempuan mirip bintang FTV  Kadek Ayu.

Setiap penikmat gambar bak truk pasti ingin tertawa, sekaligus berpikir bisa  bisanya pemilik truk mencari kata - kata yang nyeleneh tetapi memang khayalan sopir jauh melebihi penulis seperti saya hahaha...

kata kata asal yang cukup kocak ( hipwee.com)

Namun bukan hanya kata - kata nyeleneh dan kocak yang muncul tetapi filosofi dalam yang patut direnungkan oleh yang melihatnya  "Semoga Lelahmu Menjadi Berkah, Amin" Kata kata doa yang memberi semangat untuk giat mencari rejeki. Kalau hanya berleha - leha malas nginjak rem dan tidak rajin menginjak Kopling kapan bisa mendapatkan uang untuk anak istri. 

Di samping itu filosofi di atas Semoga Lelahmu, menjadi berkah juga berlaku bagi semua. Saya mengartikan dengan lelah karena suntuk kerja maka uang terkumpul dan menjadi berkah bagi keluarga asal tidak digunakan untuk mampir dan memanjakan bini muda hahaha. Itu keterlaluan dan tidak sesuai dengan slogan berkahmu lelahmu menjadi berkah tetapi malah buat maksiat dan perang.

Membahas puisi puisi di bak truk memang tidak habis - habisnya dan selalu menarik. Sudah sering artikel membahasnya dengan serius, makanya di Kompasiana membahasnya dengan santai. Kalau serius takut tidak dibaca oleh para pembaca.

Saya sudah membuktikan kalau menulis serius jadinya tulisan hanya dilirik oleh beberapa pembaca. Maka saya biarkan sedikit kenthir, saya suka dengan dunia yang tidak terlalu serius, sebab jika terlalu serius, takut imun saya turun. Kalau imun turun bisa - bisa seperti Atta Halilintar virus mampir dan merepotkan banyak orang.

Dengan menulis yang santai bergembira, ceria, imun menguat, hidup happy apalagi membaca tulisan dan Om Felix Tani, yang selalu setia mengkritik Kompasiana. Saya sendiri jarang mengkritik, cuma mengeluh. Saya  sudah terlalu sering menjadi pengkritik sinetron SCTV yang kalau dipikir- pikir terlalu banyak lebay dan logika adegan yang amburadul gara- gara hanya ingin memperpanjang durasi sinetron (tapi kok masih nonton...itu kalau tidak kenthir apa hayooo)