Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepenggal Cerita Tentang Buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi

28 Februari 2021   13:57 Diperbarui: 28 Februari 2021   17:21 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tersanjung ketika menerima buku kiriman dari Pak Ikhwanul Halim. Buku tebal lebih dari 300 halaman itu adalah hadiah terindah tahun 2021. Semua tertuju pada sosok sepasang suami Istri Tjiptadinata Effendy dan Roselina Tjiptadinata. Biaya keseluruhan penulisan buku ditanggung oleh Pak Tjipta dan istrinya termasuk ongkos kirimnya.

Buku adalah catatan sejarah, sebuah memoir dari kesukaan, catatan hidup dan kesaksian. Tidak salah Mereka berdua adalah ikon Kompasiana yang bisa menyatukan ratusan Kompasianer dalam sebuah rumah. Meskipun tidak menampung semua penulis Kompasiana namun buku 150 Kompasianer menulis Tjiptadinata Effendi adalah gambaran dari betapa bersemangatnya kompasianer tercatat dalam memori tentang sepasang suami istri yang sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama 56 tahun.

Tidak banyak yang bisa merayakan perkawinan seperti Pak Tjipta dan istrinya. Sejak awal pernikahan sampai meniti kehidupan setelah pernikahan adalah ujian. Betapa berat menyatukan dua dunia, dua pikiran, dua keinginan dalam satu langkah bersama. Banyak konflik, banyak sekali pergesekan pendapat serta beda hobi yang membuat pasangan suami istri bertengkar.

Pasti ada badai yang pernah dilewati ketika banyak perbedaan prinsip sebetulnya hampir membuat seseorang memutuskan untuk menggugat cerai pasangannya. Karena egoisme dan keras kepala banyak pernikahan hancur berantakan. Yang menjadi korban akhirnya adalah anak- anaknya keluarganya dan mereka harus menanggung luka bathin yang susah disembuhkan.

Saya menjadi pengagum dari pasangan suami istri yang bisa melewati usia emas pernikahan, seperti pasangan ayah dan ibu saya yang bisa melewati 50 tahun pernikahan meskipun setelah itu ayah sering sakit dan setahun kemudian meninggal dunia. Tahun ini pun mertua saya akan melangsungkan pernikahan yang ke 50 tahun semoga selalu sehat dan rukun.

Meskipun hanya berinteraksi lewat dunia maya, tulisan - tulisan Kompasianer seperti mewakili kekaguman masing - masing terhadap sosok inspiratif Pak Tjipta dan istrinya. Susah bisa menyusuri tapak kehidupan dengan berbagai rentetan sedih, terpepet, terpuruk dalam kemiskinan dan harus bekerja keras bebas dari sengsaranya harus jatuh bangun dalam kegagalan.

Terkadang pada keluarga muda yang masih menempuh kehidupan penuh badai pernikahan, rasanya kadang hampir tidak kuat, hampir keprucut untuk menyatakan pisah, sebab sampai bertahun -- tahun masih juga belum menemukan chemistry, masih belum menemukan derap irama yang sama. Maka setiap kali ada perbedaan pendapat sedikit selalu muncul masalah yang membuat rasanya seperti ruang kelam kehidupan dan mesti bebas untuk bisa lepas dari tekanan, rasa sakit hati dan ketidaknyamanan.

Banyak contoh artis yang baru seumur jagung memutuskan bercerai padahal sebelumnya pernikahan dilakukan besar - besaran dan mewah. Namun akhirnya berakhir tragis karena harus saling gugat menggugat cerai karena adanya pelakor, pebinor yang menyebabkan pernikahan hancur lebur.

Egoisme pasangan, dan kepercayaan yang tipis pada peristiwa sakral saat ini menyebabkan banyak kasus kawin cerai. Rasanya pernikahan hanya seperti main -- main, penyelesaiannya pun main -- main. Bahkan sekarang banyak yang sudah mempersiapkan diri dengan serius, sudah memesan even organizer, memesan baju, fitting bersama, terus pre wedding, e karena muncul cerita tentang perselingkuhan pernikahan yang tinggal menghitung hari itu akhirnya batal. Banyak artis sebagai public figure kebetulan karena menjadi obyek atau sasaran media untuk diberitakan menjadi viral. Seperti kasus Ayu Ting Ting dan Vicky Prasetyo. Mereka membatalkan pernikahan yang tinggal menghitung hari.

Bagi mereka apakah arti sebuah perkawinan?Apakah hanya karena pansos, atau hanya ingin dikenang sebagai artis yang penuh sensasi. Dan pernikahan hanyalah sebagai sarana untuk bisa tetap eksis di dunia hiburan. Oh la dalah lelakon di dunia banyak sekali rupanya. Namun meragukan kisah percintaan Pak Tjipta dan Bu Rose aneh. Dan pasti banyak orang lebih percaya bahwa cinta mereka memang sudah teruji oleh waktu. Mereka bisa melewati berbagai tahap kehidupan berdua. Sama -- sama ikut susah, sama -- sama senang, berkelana dan terus berdua ke mana saja sampai tinggal di Wolongong Australia tetap berdua.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Yang lebih mengagumkan lagi adalah hasrat menulis berdua. Jarang ada pasangan yang bisa sama - sama hobi menulis, apalagi di platform yang notabene jarang menghasilkan uang. Setiap hari menulis, di sela - sela waktu bercengkerama bersama anak dan cucu dan juga saat melakukan perjalanan keliling dunia. Setiap hari dengan kondisi apapun terus menulis.

Dalam memoar para Kompasianer yang jago - jago menulis saya menyaksikan setelah membaca banyak testimony mereka ternyata mereka adalah pengagum Pak Tjipta dan Bu Rose. Saya pegang buku itu erat - erat bangga karena paling tidak tulisan saya tertenteng oleh ratusan penulis yang sempat kenal meskipun hanya lewat dunia maya.

Semoga muncul banyak tokoh yang menginpirasi dari para Kompasianer yang tentunya terikat dalam hasrat dan hobi yang sama yaitu menulis. Kalian menjadi sumber inspirasi. Semoga impian yang masih terserak bisa terkumpul dan menjadi pemicu semangat untuk paling tidak bisa mendekati pencapaian sang Maestro Kompasiana. Yang memang diakui susah tertandingi dalam hal konsistensi menulis. Terimakasih Pak Tjiptadinata Effendii atas kiriman bukunya yang luar biasa. Salam hangat selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun