Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apakah Nyaman dengan Media Sosial yang Terlalu Merdeka?

26 Juli 2020   22:48 Diperbarui: 27 Juli 2020   10:24 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: SHutterstock via kompas.com

Mentang-mentang merdeka berkarya lantas melupakan bahwa dengan melakukan kekonyolan yang membahayakan keselamatan orang lain dan umum ia tidak peduli terhadap apapun etika dan unggah ungguh. 

Banyak hal disayangkan dengan fenomena media sosial saat ini, namun perubahan budaya ke era digital saat ini tidak bisa dihindari.

Bahkan menjadi pejabat, menjadi penguasa pun di era saat ini tidaklah gampang. Media sosial seakan-akan menjadi jaksa dan hakim atas tingkah laku pejabat dan politisi. Yang baik bisa menjadi jahat di mata orang yang sudah telanjur tidak suka, yang jahat malah kadang-kadang menjadi pahlawan.

Era Post Truth ini telah menjungkirbalikkan kenyataan. Jadi jika ingin berbuat baik tidak mudah meyakinkan kepada khalayak bahwa kebaikan tidak berbuntut atau ada udang dibalik batu yang melandasi kebaikan itu.

Manusia-manusia di zaman digital saat ini lebih dikendalikan oleh gawai, lebih dikendalikan dengan internet. Semuanya menggantungkan diri pada kecanggihan benda yang bisa disebut smartphone.

Penulis sendiri mengakui di era ini ketergantungan pada HP tidak bisa dielakkan. Kadang dengan HP ketenangan, ketenteraman, penyerahan diri secara total terhadap kebajikan alam dan kekuatan kuasa Tuhan lebih terkalahkan dengan benda kecil itu.


Sumber: SHutterstock via kompas.com
Sumber: SHutterstock via kompas.com
Apakah Cacian, Cemoohan adalah Representasi Kemerdekaan?

Doa, cacian, cemoohan, perang, pamer diri menjadi budaya baru. Silaturahmi, diskusi, pertemuan saat ini tidak perlu berdekatan. Kendali benda digital telah membuat manusia hidup dan nyaman di dunia maya. Tanpa sentuhan dan tanpa interaksi langsung manusia bisa bertahan.

Pesan makanan, belanja apapun dan transaksi keuangan dapat dilakukan di mana saja dengan catatan cukup kuota internet dan uang yang tersimpan di bank maya.

Kadang manusia yang merdeka bahwa mereka telah kebablasan dalam memaknai kemerdekaannya. Kemerdekaan kadang diartikan sebagai kebebasan tanpa batas, sementara kemerdekaan sesungguhnya tetap harus dalam koridor norma-norma sopan santun dan etika.

Sekarang banyak manusia lebih dikendalikan oleh hasrat ingin menguasai dan menjangkau ketenaran dan kekayaan dengan cara ekstrem. Kadang melewati batas logika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun