Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Harian Ayah

18 Mei 2020   07:01 Diperbarui: 18 Mei 2020   07:21 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumen foto Ayah saya (foto by Budi Hartanto IG)

Dunia Ayah dan Dunia Saya

Barangkali ada catatan keluhan terhadap saya yang dulu sering membuat ayah kecewa, ketika masa pengangguran setelah sekitar tahun 1999 pulang kembali ke kampung. Tahun 1998 saya sempat ke Jakarta tapi hanya beberapa bulan bertahan sehingga memutuskan pulang dengan status menganggur. 

Di Kampung saya aktif di gereja dan aktif dalam organisasi pencak silat. Di Gereja sempat selama hampir 2 tahun membuat majalah paroki bernama Tonggak. Saya jadi tahu tentang dunia jurnalistik. 

Maka selama dua tahun saya menjadi pemimpin redaksi (gayanya begitu) mencoba menulis dengan referensi tajuk rencananya Kompas. Saya kagum dengan tulisan- tulisan tajuk rencana Kompas jaman dulu ketika Pak Jakoeb Oetama masih sangat aktif di Kompas. 

Kebetulan ada rekan saya di Tonggak yang sempat bertahun tahun  bekerja di perusahaan Kompas Gramedia Jakarta sebelum dia kemudian hengkang dan pulang kampung. Saya banyak terbantu oleh dia. 

Lay out dan tata bahasa terutama rubrik bahasa Inggris dia yang pegang. Distribusi dan pemasaran dipegang oleh teman kami yang kebetulan sarjana ekonomi tetapi di kampung pekerjaannya serabutan tidak sesuai dengan gelarnya sebagai sarjana. Dalam rapat ala pengangguran kami dibantu ahli bahasa dari mahasiswa sastra UGM yang juga bertindak sebagai staf redaksi.

Tercatat banyak karya kami di majalah Tonggak beragam. Gaya jurnalisme juga diperhatikan karena kami mencoba menggali potensi kami sebagai orang yang senang di dunia jurnalistik meskipun skalanya hanya paroki. 

Tapi itulah momentum yang susah saya lupakan, meskipun itu membuat rasa kecewa ayah saya karena ayah menginginkan saya menjadi guru sesuai ijasah sarjana saya. Kartun juga ditampilkan dan beberapa teman saya yang "pengangguran" termasuk saya mencoba menulis maksimal. 

Mula -- mula respon kurang baik dari jemaat tetapi akhirnya selama  sekitar dua tahun sebetulnya sudah mulai ada peningkatan oplah karena bacaan variatif. Kami bekerja sama dengan percetakan dari Bruder FIC di STM Pangudiluhur Muntilan. 

Beberapa Iklan tentang sekolah, tentang mitra perusahaan di sekitar Muntilan dan sekitarnya. Dan waktu itupun ketika aktif menulis Di Tonggak saya rajin menjadi contributor di Majalah Praba.

Tahun 2001 sebetulnya  mulai yakin bahwa dunia saya di tulis menulis, karena tulisan - tulisan  mulai banyak muncul di majalah dan yakin dengan kemampuan saya, tetapi ayah dan ibu mendorong saya untuk masuk di dunia kerja yang sebenarnya, yang gajinya bisa dipastikan perbulannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun