Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anies Baswedan dan Multitafsir Batu Bronjong Bundaran HI

22 Agustus 2019   12:43 Diperbarui: 24 Agustus 2019   14:02 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ide taman batu bronjong saat melihat proyek naturalisasi sungai? (wartakota.tribunnews.com)

Para penulis jangan berburuk sangka dahulu, setiap karya memang harus dihargai, betapa pun susah menemukan sisi estetisnya. Dalam ilmu nirmana bisa saja ketemu mengapa muncul ide seperti itu. 

Pemprov DKI harus siap menjelaskan tumpukan batu bronjong itu sebagai bagian dari kreativitas, fungsinya dan keterkaitan antara taman dan tumpukan batu.

Sebab akan bertambah liar di pikiran masyarakat yang sangat akrab dengan media sosial. Gubernur secara tidak langsung jelas terkait dengan munculnya batu bronjong tersebut.

Di kalangan Netizen ada yang mengkhawatirkan batu bronjong itu akan dimanfaatkan untuk demo. Ketika sedang marah dan butuh pelampiasan tinggal mengambil dari bronjongan tersebut. Anton D Nugrahanto menafsirkan bahwa batu tersebut sebagai sindiran untuk "singkirkan kepala batu".

batu Bronjong yang ada di taman bekas instalasi gerah getih yang kontroversial itu (cnn.indonesia.comcom)
batu Bronjong yang ada di taman bekas instalasi gerah getih yang kontroversial itu (cnn.indonesia.comcom)
Anies Baswedan Sebagai gubernur akan selalu terkait dengan simbol-simbol, sebab sejak pemerintahannya muncul kata-kata bersayap yang hanya dimengerti oleh orang-orang yang mempunyai imajinasi tinggi. 

Memahaminya perlu permenungan. Dan yang tidak mengerti bahasanya cenderung membullynya. Maka itu Anies akan terus melawan dengan simbol- simbol.

Ketika Jokowi ingin menyindir SBY ia hanya perlu melihat proyek hambalang yang mangkrak. Dan hanya Anies yang mampu membalas sindiran Jokowi dengan simbol. Sama-sama orang Jawa, Lulusan UGM dan hidup dalam suasana kebudayaan Jawa yang penuh simbol.

Itulah, Ketika negara maju sudah memikirkan tentang bagaimana merakit teknologi canggih untuk menggantikan teknologi sekarang yang mulai usang, Indonesia masih sibuk dengan kegiatan sindir menyindir.

Untungnya yang disindir sama-sama Jawa kalau yang disindir suku lain bisa disambit. Ah,  hanya tulisan receh bisa berguna silahkan dibaca tidak  yang boleh sekali baca dan lupakan. Sumonggo. Salam Damai damai saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun