Mohon tunggu...
Dwi Atmaja Nuladani
Dwi Atmaja Nuladani Mohon Tunggu... Administrasi - Life is Simple

Don't Forget Happy

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ironi Pendidikan Politik Indonesia sebagai Salah Satu Negara dengan Penerapan Demokrasi Terbesar

29 Juni 2022   12:25 Diperbarui: 29 Juni 2022   12:37 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Belum lagi untuk pemilihan wakil rakyat yakni DPR, hal ini dikarenakan di akar rumput masyarakat memilih asal ada uangnya. Hal ini yang perlu kita cermati, karena kejadian tersebut berulang-ulang dan akhirnya membudaya. 

Padahal mereka sudah tau dampaknya seperti apa kalau calonnya terpilih. Akan tetapi bisa jadi kenapa masyarakat lebih menerima uang untuk menyerahkan suara mereka untuk sang calon dikarenakan himpitan ekonomi. Bahkan generasi Z juga apatis terhadap politik, pemikiran generasi Z sangat pragmatis yaitu pemilihan umum bagi mereka tidak berdampak apapun pada kehidupan mereka. Pemikiran seperti ini harus kita rubah, karena kebijakan sentral pemerintah sangat berdampak didalam kebutuhan hidup sehari-hari kita. 

Hal ini menjadi PR kita bersama untuk gotong royong saling memberikan pendidikan politik terutama saat menjelang pendidikan demokrasi. Seperti membentuk relawan sendiri untuk sosialisasi pemilu, mengadakan debat antar pasangan timses calon di akar rumput, dll.

Yang menarik mengenai debat pasangan calon, penulis masih ingat apa yang dikatakan pengamat politik Rocky Gerung yakni Seharusnya apabila pasangan calon sedang memaparkan visi-misi melalui debat capres-cawapres, seharusnya hal ini dilaksanakan di Kampus. Karena kampus merupakan tempat yang bagus untuk diuji pemikiran dari sang calon, bukan diuji di panggung. Karena sistem debat sekarang tidak sampai pada adu argumen visi-misi dalam artian cuma seperti formalitas saja.

Andaikan debat capres-cawapres dilaksanakan di Kampus, pertanyaan yg dilemparkan untuk sang calon diberikan oleh mahasiswa dan disaksikan masyakarakat lewat televisi, tentunya akan menjadikan pendidikan politik yang sangat bagus. 

Secara tidak langsung selain memberikan pendidikan politik di lingkungan akademik, tetapi juga masyarakat lambat laun akan memahami tentang pendidikan politik. Karena dilaksanakan langsung di lingkungan akademisi, dan masyarakat mendapatkan akses pendidikan politik dari lingkungan akademisi secara gratis. Sehingga akan meningkatkan pemikiran kritis di kalangan masyarakat dan tentunya juga generasi Z, kampus sesuai dg selera generasi Z karena mayoritas generasi Z melanjutkan pendidikan di Kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun