Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menyelisik Hasrat Penuh Cinta sang Penulis "Jejak Cinta"

16 Maret 2021   14:20 Diperbarui: 16 Maret 2021   15:09 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain cinta dan pengorbanan, tersirat pula ketakutan maupun kekhawatiran. Kemarahan dan konflik juga menjadi sebuah keniscayaan.  

Narasinya menyertakan fragmen Hindia Belanda pada pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Situasi dan kondisi pendidikan, sosial budaya, ekonomi, juga pemerintahan. 

Termasuk di dalamnya terkait banyaknya anak-anak mestizo yang telantar tanpa pengasuhan. Anak-anak tersebut merupakan hasil perkawinan tidak sah antara orang-orang Eropa (kebanyakan tentara) dengan para nyai/gundik.  

Perkembangan kota serta keindahan arsitektur pun disajikan sedemikian rupa hingga menghadirkan gambaran riil kehidupan pada era kolonial tersebut. Tentang hal ini sejumlah peneliti dan tokoh arsitektur mengungkapnya dalam testimoni mereka. 

Di antaranya dari Prof. Totok Rusmanto, Guru Besar/ Dosen Sejarah Arsitektur FTA UNDIP, Semarang sekaligus Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Jawa Tengah. 

"Nama 'Ursulin' sangat populer di kalangan pemerhati kota dan pendidikan. Hasil penelusuran kesejarahan Ordo Santa Ursula yang disampaikan secara mengalir, diramu kisah perziarahan ke masa lampau, dan diperkaya foto/gambar historical menjadikan buku ini enak dibaca dan sesuai untuk berbagai kalangan." (Prof. Totok Rusmanto ~ Jejak Cinta, sampul belakang)

Beberapa bagian narasi dilengkapi ilustrasi arsitektur yang menarik (Jejak Cinta hlm. 125, 126, dan 165 - dokpri)
Beberapa bagian narasi dilengkapi ilustrasi arsitektur yang menarik (Jejak Cinta hlm. 125, 126, dan 165 - dokpri)

***

Menurut saya, memoar tentang rintisan pendidikan Ursulin di Indonesia ini layak dibaca oleh siapa pun. Terlebih lagi para biarawati penerus ketujuh pionir, juga mereka yang pernah bersentuhan dengan pendidikan Ursulin. Setidaknya para murid, guru, dan karyawan, juga segenap alumni di Nusantara maupun diaspora.

Ini bukan promosi lho! Namun, kisah dalam buku ini benar-benar istimewa. Selama proses penyuntingan saya menemukan banyak momen menakjubkan dalam misi yang dilakoni para perempuan belia pada zaman serba sulit. Tidak sedikit pula pelajaran berharga yang dapat dipetik. 

Bukan sekadar menghargai sejarah bangsa sebagaimana nasihat Bung Karno. Lebih dari itu, Jejak Cinta mengajak pembacanya 'belajar dari sejarah' seperti pernah digaungkan oleh jurnalis senior Suryopratomo. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun