Mohon tunggu...
Dwi Indah Fatmawati
Dwi Indah Fatmawati Mohon Tunggu... Guru - just me

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Picko dan Pangeran Ikan

6 Mei 2024   06:50 Diperbarui: 6 Mei 2024   06:56 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Picko adalah seorang lelaki miskin yang tinggal di sebuah desa kecil di pinggir hutan. Setiap hari Picko pergi ke hutan untuk mencari berbagai buah dan sayur liar yang banyak tumbuh di hutan. Picko sangat menyayangi hewan, dia banyak bersahabat dengan hewan-hewan yang pernah ia jumpai di hutan. 

Di rumah, Picko juga memelihara banyak hewan. Ayam, kucing, kelinci, burung, kambing, dan berbagai hewan lainnya. Meskipun miskin, Picko selalu merawat dan memberi makan hewan-hewan yang ia pelihara dengan baik. Para hewan pun saying dengan Picko.

Pada suatu pagi, seperti biasa Picko pergi ke hutan. Ia membawa sebuah karung dan sabit. Ia akan menggambil buah dan mencari rumput untuk kambingnya di hutan. Suasana hutan tidak seperti biasanya, tak terdengar satu suara pun, bahkan suara erikan jangkrik pun tak ada. Picko merasa sedikit aneh tapi ia tidak menghiraukannya.

Picko terus berjalan memasuki hutan melalui jalan setapak yang biasa ia lalui. Setelah melewati bongkah batu besar, suasana semakin aneh. Penduduk desa menamai batu tersebut dengan nama "Batu Legam" karena batu tersebut berwarna hitam pekat dan memiliki aura yang menakutkan. Jarang sekali ada penduduk yang berani melewatinya. Tetapi Picko sudah terbiasa karena selama ini dia tidak pernah mengalami sesuatu yang aneh saat melalui jalan tersebut. Picko bergegas melewati Batu Legam agar tidak kesiangan.

Picko sampai ke padang rumbut dimana dia memcari rumput untuk kambingnya. Padang rumput itu dekat dengan sebuah danau. Danau tersebut memiliki air yang jernih dan ada banyak ikan mas di dalam danau tersebut. Ketika sedang mencari rumput, tiba-tiba Picko merasa sangat lelah. Picko beristirahat dan merebahkan badannya di bawah pohon yang berada di pinggir danau.

Suasana yang sepi serta semilir angin mengantarkan Picko ke alam mimpi. Picko tertidur sangat nyenyak, dia tidak menyadari ada sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Air di danau mulai bergolak dan membentuk pusaran air. Semakin lama, pusaran air semakin besar dan naik ke permukaan. Suara dua benda yang terbuat dari besi saling beradu terdengar semakin nyaring, dan tiba-tiba "bluuuppppppp......." Dari dalam pusaran air muncul dua orang pemuda rupawan yang sedang beradu pedang.

Pemuda berambut merah dengan pedang besar nan tajam tampak berkilau terkena sinar matahari. Satu lagi pemuda berambut pirang dengan ujung pedang yang runcing. Keduanya terus saling menyerang dan mengayunkan pedang kepada satu sama lain.  Keduanya semakin naik ke atas permukaan air hingga seluruh tubuh mereka terlihat.

Bagian bawah tubuh keduanya tidak tampak seperti manusia. Setengah tubuh mereka berbentuk seperti ikan lengkap dengan ekor dan sirip untuk berenang. Setelah pergumulan yang ketat akhirnya salah satu dari makhluk itu terlempar ke darat dan terluka sangat parah. Dia terlempar tepat di bawah kaki Picko. Melihat lawannya sudah jatuh dan tak bergerak, si rambut merah Kembali masuk ke dalam air.

Picko yang terkena percikan air dan merasa ada sesuatu yang basah di kakinya akhirnya terbangun. Dia melihat sekeliling dan melihat ada seseorang di bawah kakinya. Picko mendekati si rambut kuning dan betapa kagetnya Picko, tubuh si rambut kuning penuh dengan luka dan darah.

Picko mengambil beberapa rumput obat untuk menutup dan menghentikan darah dari Si Rambut Kuning. Bagian bawah tubuh Si rambut Kuning telah berubah menjadi sepasang kaki manusia ketika dia menyentuh tanah, sehingga Picko mengira bahwa makhluk yang di depannya adalah manusia seperti dirinya.

Setelah lama menunggu, Si Rambut Kuning masih saja belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Picko akhirnya memutuskan untuk menggendong si pemuda berambut kuning dan membawanya pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun