Mohon tunggu...
Dwi IntanSugiantini
Dwi IntanSugiantini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Akun Pemenuhan Tugas Kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pura-pura sebagai Tempat Pemujaan Tokoh Hindu

28 Maret 2023   20:15 Diperbarui: 28 Maret 2023   20:28 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pura merupakan tempat ibadah umat Hindu, pada dasarnya kata pura berasal dari bahasa sansekerta yakni berasal dari kata -pur, -puri, -pura, -puram, -pore) yang artinya kota, kota berbenteng, kota dengan menara atau istana. Pura erat kaitannya dengan kahyangan dan parhyangan. Untuk membangun sebuah pura, diperlukan beberapa aspek yang harus diperhatikan, umumnya kawasan suci akan didirikan pada area atau lokasi tertentu seperti  gunung, hutan goa, laut. 

Berdasarkan sejarah, Pura di Bali dalam bentuk ataupun susunanya diajarkan oleh seorang pujangga dan seorang Maha Rsi yakni Empu Kuturan. Disebutkan bahwa Empu Kuturan datang ke Bali dari Jawa Timur, setelah tiba di Bali Empu Kuturan mengajarkan perihal pembuatan Parhyangan atau Kahyangan Desa, baik yang disebut sad kahyangan atau kahyangan jagat, selain Empu Kuturan terdapat beberapa tokoh-tokoh penyebar Agama Hindu yakni Dang Hyang Dwijendra. 

Tempat suci menurut Agama Hindu mempunyai dua arti yakni tempat suci karena kondisi alam (sendirinya) dan tempat suci karena disucikan atau dibangun. Tempat suci karena sendirinya adalah puncak gunung, sumber mata air. Sedangkan tempat suci yang dibangun adalah Pura. 

Pura dalam Hindu diperuntukan untuk tempat memuja Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa, selain untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa, banyak pura yang diperuntukan untuk pemujaan kepada roh suci leluhur atau menghormati orang suci misalnya Maha Rsi, Empu dan orang suci lainnya. Beberapa Pura yang dibangun untuk memuja dan menghotrmati tokoh-tokoh Agama Hindu yakni

Pura Rambut Siwi

Pura rambut siwi merupakan pura yang terl;letak di kabupaten jembrana, lebih tepatnya desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Pura rambut siwi dibangun dekat dengan pantai, dan dibangun ditepi tebing. Pura Rambut Siwi dibangun untuk menghormati Dang Hyang Nirartha atau yang lebih dikenal sebagai Dang Hyang Dwijedra. 

Dang Hyang Nirarta merupakan seorang Maha Rsi yang berjasa dalam menanamkan ajaran Agama Hindu. Dalam Pura rambut siwi, terdapat delapan pura termasuk dengan pura pesanggrahan. Umumnya umat Hindu yang melakukan tirtayatra ke Pura Rambut Siwi akan melakukan persembahyangan pada pura Pesanggrahan kemudian dilanjutkan dengan Pura Taman, yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan Penataran, Goa Tirta, Melanting, dan dilanjutkan dengan Ratu Gede Dalem Ped dan Pura Luhur Rambut Siwi.

Pura Gunung Raung

Pura Gunung Raung, merupakan sebuah Pura yang terletak di desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Pura Gunung Raung di desa Taro erat kaitannya dengan Dang Hyang Markandeya seorang Maha Rsi daro Pasraman Gunung Raung Jawa Timur. Dang Hyang Markandeya merupakan orang suci yang berjasa menanamkan ajaran Agama Hindu di Bali. Maha Rsi Markandeya merupakan maha Rsi yang mengajarkan umat Hindu mengenai kemampuan hidup mandiri dengan jalan membangun kesadaran rohani untuk menata kehidupan di dunia.

Dang Hyang Markandeya sering dijadikan sebagai tumpuan untuk memohon penyucian diri oleh umat Hindu. Ketiak Dang Hyang Markandeya tiba di Bali, beliau menanamkan Panca Datu untuk Pura Basukian, yang mana Pura Basukian merupakan pura pertama yang didirikan di Pura Besakih. Ketika Dang Hyang Markandeya berada di Bali, beliau berasrama di desa Taro yang kemudian menjadi cikal bakal dari berdirinya pura Gunung Raung tersebut. 

Selain itu Dang Hyang Markandeya juga berjasa terhadap pembangunan lahan pertanian di Bali. Dang Hyang Markandeya terus mengembangkan kehidupan agraris bagi penduduk Bali hingga Gunung Lembah dan membuka lokasi pertanian hingga Desa Sarwa Ada.

Pura Taman Pule

Pura Taman Pule merupakan sebuah pura yang terletak di Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Pura Taman Pule erat kaitannya dengan Dang Hyang Nirartha. Dikatakan menurut sejarah bahwa Dang Hyang Nirarta dari Pura Perancak melakukan perjalanan menuju timur Bali. Beliau mengunjungi beberapa desa seperti Gading Wani, Mundeh, Kapal, hingga Kuta. Dang Hyang Nirartha berhasil menyembuhkan wabah penyekit di Desa Gading Wani. 

Kedatangan Dang Hyang Nirartha tersebut terdengar sampai desa Mas, kemudian Ki Bendesa menjemput Dang Hyang Nirartha untuk berasrama di Desa Mas. Di asrama tersebut Dang Hyang Nirartha mengajarkan ajaran Siwa Sidhanta. Selama berada di Desa Mas, kehidupan masyarakat menjadi damai, tanpa bahaya dan penyakit serta tanaman menjadi subur. Kemudian Dang Hyang Nirartha hendak membuat sebuah Pura dan hal tersebut disetujui oleh Ki Bendesa Mas dan seluruh rakyat. Pura tersebut dinamakan Pura Taman Pule

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun