Dalam belajar, yang terpenting adalah proses, bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, harus dilakukan sendiri atau diperoleh dengan hasil usaha sendiri, bukan orang lain. Jika orang tua memahami bahwa belajar adalah sebuah proses, maka orang tua tidak akan menekan anaknya untuk mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh gurunya dan tidak menuntut anaknya untuk mendapatkan hasil yang baik bahkan sampai melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Dalam hal ini, anak juga akan belajar konsekuen dan tanggung jawab, bahwa jika tidak mengerjakan dan menyelesaikan tugas, berarti ada konsekuensi yang harus dia terima, misalkan tidak akan mendapat nilai bahkan bisa terancam tidak naik kelas. Jadi, sebagai orang tua, cukup memberi arahan dan motivasi saja supaya anak mau belajar dan mengerjakan tugas sesuai arahan guru. Yang penting anak mau berproses.
3. Kenali dan pahami gaya belajar anak.
Setelah orang tua memahami makna dan tujuan belajar, serta lebih mengutamakan proses, selanjutnya orang tua sebaiknya mengenali dan memahami gaya belajar anak terlebih dahulu sebelum mendampingi mereka belajar.
Ada beberapa tipe dan gaya belajar pada seseorang sesuai dengan potensinya. Sebagai orang tua, kita harus memahami apa dan bagaimana gaya belajar anak, apakah visual, auditori atau kinestetik. Gaya belajar ini sangat berkaitan dengan cara kita menyerap dan mengolah informasi.
Dengan mengenali dan memahami gaya belajar anak, orang tua akan lebih mudah menyampaikan materi pelajaran dengan harapan akan mudah juga diserap dan dipahami oleh anak.
4. Ciptakan suasana yang nyaman untuk membangkitkan mood belajar anak.
Suasana yang nyaman, akan membantu anak dalam proses penyerapan informasi dalam belajar. Berikan fasilitas kepada anak sesuai dengan gaya belajarnya, Â sediakan tempat yang nyaman untuk belajar, sediakan peralatan yang digunakan untuk belajar, sediakan cemilan kesukaan anak, pastikan juga koneksi internet dengan baik.
Untuk anak visual, bisa sertakan gambar-gambar atau tulisan yang menarik, penuh warna warni, Â bisa juga berupa symbol, diagram atau grafik.
Sedangkan untuk anak auditori bisa mendengarkan materi pelajaran melalui dialog, diskusi, rekaman atau melalui musik.
Untuk anak kinestetik bisa menggunakan alat-alat yang bisa disentuh ataupun melakukan gerakan-gerakan fisik dan mempraktekkan langsung apa yang sedang dipelajari.