Mohon tunggu...
Dwi Aprilytanti Handayani
Dwi Aprilytanti Handayani Mohon Tunggu... Administrasi - Kompasianer Jawa Timur

Alumni Danone Digital Academy 2021. Ibu rumah tangga anak 2, penulis konten freelance, blogger, merintis usaha kecil-kecilan, hobi menulis dan membaca Bisa dihubungi untuk kerjasama di bidang kepenulisan di dwi.aprily@yahoo.co.id atau dwi.aprily@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Bahayanya Recycle Nomor Ponsel Hangus untuk Dijual ke Konsumen Baru

3 Oktober 2020   11:30 Diperbarui: 4 Oktober 2020   08:48 8236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahayanya nomor seluler hangus (kemudian direcycle), padahal nomornya sudah digunakan untuk komunikasi dan data di berbagai instansi penting adalah:

Rawan digunakan untuk penipuan

Masih sering dapat SMS dari nomor tak dikenal kan? Yang tiba-tiba SMS: sewanya jadi berapa pak? Ini nomor rekening saya tolong dicatat dulu. Atau pesan senada yang misterius lainnya. Nah kalau kebetulan kita terima SMS atau WA dari teman lama yang nomornya udah pindah tangan, dan pemilik baru tersebut ternyata berniat menipu lalu kita nggak tahu kalau nomor teman lama kita udah ganti, bahaya kan?

Masalah di M-Banking atau internet banking

Hati-hati, OTP (One Time Password) dan hal-hal yang berkaitan dengan perbankan biasa dikirimkan ke nomor ponsel kita. Hanya saya juga kurang memperhatikan apakah pengiriman OTP dan info penting akan disesuaikan dengan konfirmasi nasabah secara berkala. Dan saya sendiri mengalami dalam buka usaha PPOB jika hendak ber transaksi melalui website juga harus menunggu OTP yang dikirimkan ke nomor Hp. Dari cerita teman FB yan ikut meramaikan postingan saya mengenai hal ini, dia memberi kesaksian bahwa di nomor Hapenya sering terima OTP, pemberitahuan debet dan kredit , bahkan pencairan dana insentif dari suatu bank plat merah dari pemerintah di pandemi corona, padahal ia bukan nasabah bank tersebut. Sepertinya nomor yang ia pakai adalah nomor recycle, yang pemiliknya tidak menyadari jika nomor ponselnya telah hangus dan dijual ke konsumen baru.

Urusan pribadi

Ganti-ganti nomor HP mungkin mudah, tapi kadang lupa serta butuh waktu untuk menginformasikan ke lingkungan yang lebih luas. Kalau mantan sih nggak perlu-perlu banget nyimpan no HP/WA. 

Nah kalau urusan dagang, reseller setia, konsumen yang paling rajin beli produk kita jadi susah untuk menghubungi di saat yang tepat jika tiba-tiba nomor hape yang berimbas ke nomor WA kita berganti pemilik. Apalagi menurut hukum, provider seluler hanya diwajibkan menyimpan data konsumen selama tiga bulan. Artinya kalau nomor hangus melebihi tiga bulan, bisa dijual lagi tuh. Bagi pelanggan provider yang kebetulan mendapat nomor recycle, bisa aja waktu santainya terganggu dengan notifikasi WA, telpon, SMS dari orang-orang yang berada di dalam kontak pemilik nomor lama. Seperti pengalaman teman saya lainnya yang cerita sering dikirimi WA dari nomor-nomor tak dikenal dengan menyebutnya sebagai "Bu RT" padahal dia bukan Bu RT.

Jalan keluarnya bagaimana agar kita tidak mengalami hal-hal yang menimbulkan ketidaknyamanan tersebut? Sepertinya, dengan kurangnya perlindungan hukum terhadap konsumen layanan telekomunikasi, cara paling bijak untuk saat ini adalah menjaga agar nomor ponsel tidak hangus. Rajin-rajin aja cek masa aktif, kalau perlu pasang alarm/reminder kapan waktu mengisi ulang. Mungkin ini cara Tuhan untuk mengingatkan kita agar tidak melupakan nikmat ponsel biasa, asyiknya ber SMS ria dengan mengoptimalkan jempol, ketika dunia belum mengenal chat dan WA sehingga saat itu masa aktif nomor seluler kita selalu terjaga.

Sumber data pasal-pasal dan pembahasan dari ranah hukum : hukumonline

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun