Di balik sosok remaja yang sederhana, tersimpan cerita perjuangan yang menginspirasi. Yuliana Puspita Sari, gadis asal Jawa Timur berusia 17 tahun, dikenal bukan hanya karena bakatnya di dunia seni, tetapi juga karena tekad dan kerja kerasnya. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini memiliki hobi menari, namun siapa sangka bahwa jalan prestasinya justru terbuka lebar melalui dunia drumband dan marching band. Dari situlah, ia menapaki panggung-panggung lomba hingga berhasil membawa pulang berbagai penghargaan.
Perjalanan pendidikannya dimulai di MIN 9 Blitar, berlanjut ke MTsN 5 Kediri, hingga kini ia menimba ilmu di MAN 1 Kota Kediri. Setiap jenjang sekolah bukan sekadar tempat belajar, melainkan juga ruang untuk menempa diri. Di sanalah Yuliana berlatih mengatur waktu antara akademik dan aktivitas di luar kelas. Ia percaya bahwa sekolah adalah fondasi, namun pengalaman dan keberanian mencoba adalah pintu menuju banyak peluang.
Prestasi demi prestasi mulai ia raih, terutama di bidang yang digelutinya yaitu field commander. Pada tingkat provinsi, Yuliana berhasil mengukir pencapaian gemilang, di antaranya Juara 1 Individual Field Commander D'TASC 2023, Juara 2 Individual Contest Field Commander Kediri Marching Competition VII, serta Juara 2 Individual Field Commander D'TASC 2023 jenjang SMA. Deretan prestasi ini membuktikan bahwa usianya yang muda tidak menjadi halangan untuk bersinar di panggung besar.
QRIS Menembus Jepang : Hadiah Kemerdekaan Indonesia yang Menggema ke Dunia, Baca Selengkapnya
Namun, bagi Yuliana, kemenangan paling berkesan justru hadir ketika ia berkompetisi di Tulungagung pada jenjang MTs. Saat itu, ia tidak hanya bersaing di tingkat setara, tetapi juga memberanikan diri mengikuti kategori SMA. Rasa pesimis sempat menyelimuti, apalagi lawan-lawannya adalah siswa berpengalaman bahkan mahasiswa. Tapi dengan tekad yang bulat dan dukungan pelatih, ia tetap maju. Hasilnya, ia membawa pulang Juara 1 tingkat MTs dan Juara 2 tingkat SMA, momen itu yang mengajarkannya arti keberanian untuk mencoba.
Perjuangan menuju prestasi itu tentu tidak mudah. Yuliana menjalani latihan panjang hingga larut malam, menjaga kesehatan, mengatur pola makan, dan mengatasi rasa lelah yang terus datang. Ada kalanya rasa jenuh muncul, tetapi semangat dari pelatih, teman, dan keluarga membuatnya bertahan. Dari proses itulah ia belajar disiplin, konsistensi, dan arti kerja keras yang sesungguhnya. Baginya, keberhasilan bukanlah hasil instan, melainkan buah dari dedikasi dan pengorbanan.
Dorongan terbesarnya adalah keluarga. Sebagai anak bungsu, Yuliana ingin memberikan kebanggaan kepada orang tua dan kakak-kakaknya. Ia ingin menunjukkan bahwa dirinya mampu berdiri sejajar dengan siapapun, bahkan ketika harus melawan rasa minder dan pesimis. Ia percaya bahwa kerja keras tidak akan pernah mengkhianati hasil, dan setiap langkah yang dijalani dengan sungguh-sungguh akan sampai pada tujuan yang membahagiakan.
Melihat perjalanan panjangnya, Yuliana berharap generasi muda tidak pernah takut untuk bermimpi besar dan berusaha keras meraih prestasi. Baginya, setiap anak muda memiliki potensi dan kemampuan unik yang akan tumbuh jika dijalani dengan disiplin, kesabaran, dan kerja keras. Ia percaya, meski proses menuju prestasi tidaklah mudah, setiap usaha kecil yang dilakukan hari ini akan menjadi pijakan besar bagi masa depan yang membanggakan. Karena itu, ia mendorong generasi muda untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin, menjauhi hal-hal yang sia-sia, dan fokus pada pengembangan diri agar bisa menjadi inspirasi, baik di lingkungan terdekat maupun di lingkup yang lebih luas.