Clarisya Audrey Annabelle Br Pangaribuan, gadis 16 tahun asal Bogor, Jawa Barat, adalah sosok muda yang pantang diam. Sejak kecil, Clarisya telah menunjukkan kecintaan mendalam pada dunia seni tari, khususnya jaipongan. Lahir sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, ia tak hanya sibuk menimba ilmu di SMA Kosgoro Kota Bogor, tapi juga aktif melatih menari, membuat konten, hingga terlibat shooting. Semua dijalani dengan penuh semangat, ketekunan, dan rasa percaya diri yang luar biasa.
Perjalanan cintanya pada seni tari dimulai ketika duduk di bangku kelas 1 SD. Orang tuanya mengenalkannya pada tarian jaipongan dan langsung mendaftarkan Clarisya ke salah satu sanggar di Kota Bogor. Sejak itu, tarian tradisional ini seolah memanggil jiwanya. Walau sempat gagal meraih juara dalam perlombaan pertama, Clarisya tak patah arang. Justru kegagalan itu menjadi cambuk untuk berlatih lebih giat, bahkan rela menempuh jarak jauh ke sanggar dan pulang larut malam demi mengasah kemampuannya.
Kerja keras Clarisya mulai berbuah manis. Prestasi demi prestasi berhasil ia raih, dari tingkat kota, provinsi, nasional, hingga internasional. Bahkan di kelas 8 SMP, Clarisya mendapat kesempatan emas mengikuti event internasional di Taiwan. Satu momen istimewa yang tak akan terlupa adalah ketika pada tahun 2022, Clarisya menerima undangan ke Istana Bogor untuk turut serta menyambut Perdana Menteri Australia. Sebuah kebanggaan besar yang semakin memotivasi dirinya untuk terus berkarya membawa harum seni budaya Indonesia.
Tak hanya piawai menari, Clarisya juga dipercaya menjadi Duta Seruni Skincare. Baginya, kesempatan ini bagaikan mimpi indah yang menjadi nyata. Ia merasa bangga karena di usia remaja sudah dapat merasakan pengalaman luar biasa ini. Lewat peran tersebut, Clarisya ingin menginspirasi lebih banyak orang, mempromosikan produk berkualitas, sekaligus membangun rasa percaya diri remaja lain. Lewat konten di media sosial, terutama TikTok, ia rajin berbagi kegiatan positif, menunjukkan bahwa remaja pun bisa berdampak besar.
Kisah inspiratif Clarisya kian memuncak ketika ia memutuskan mendirikan Sanggar Kencana Maheswari. Semua bermula saat kegiatan latihan di sanggar lamanya yang sudah 8 tahun digeluti harus terhenti. Meski sempat larut dalam kesedihan, ia tak berdiam diri. Kesempatan melatih ekstrakurikuler tari di SDN Neglasari membuka jalan baru. Dukungan orang tua yang kemudian mengusulkan untuk membuka pelatihan tari di rumah, mendapat sambutan luar biasa dari warga sekitar. Hanya dalam waktu singkat, 21 anak mulai rutin dilatih Clarisya.
Baca Juga : Ketika Cinta Menjadi Dasar Tumbuhnya Empati, Kepedulian, dan Kekuatan Sosial Masyarakat
Kini, sanggar yang sudah hampir dua tahun berdiri itu bukan sekadar tempat belajar menari, tapi juga mencetak prestasi. Anak-anak didikan Clarisya telah menorehkan kemenangan di tingkat kota, provinsi, hingga nasional. Bagi Clarisya, tujuan utamanya bukan hanya agar mereka bisa menari, tapi juga agar semua muridnya berprestasi. Dengan semangat dan kedisiplinan, ia ingin membuktikan bahwa siapa saja bisa mengukir mimpi lewat panggung seni.
