Syachila Cahaya Fitri, atau yang akrab disapa Chila, adalah seorang remaja berusia 15 tahun asal Jawa Timur yang telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam dunia modeling dan pelestarian budaya Indonesia. Sebagai Puteri Kebaya Jawa Timur, Chila tidak hanya mengejar passion-nya di bidang seni, tetapi juga berkomitmen untuk mempromosikan kebaya sebagai warisan budaya yang anggun dan modern
Sejak kecil, Chila telah terbiasa tampil di depan umum. Hobinya yang meliputi modeling, menari, dan berenang membentuknya menjadi pribadi yang percaya diri dan penuh semangat. Ia mengawali pendidikannya di UPT SD Negeri 207 Gresik dan kini melanjutkan studi di UPT SMP Negeri 16 Gresik. Meski masih pelajar, Chila telah meraih prestasi di berbagai tingkat, termasuk medali emas dalam lomba Bahasa Inggris di ajang nasional.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Chila sebagai remaja di era digital adalah kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain di media sosial. Namun, Ia belajar untuk mengatasi hal ini dengan membatasi waktu bermain media sosial dan lebih fokus pada kegiatan positif seperti modeling dan belajar. Kesehatan mental juga menjadi perhatiannya, dengan cara berbicara kepada orang tua dan sahabat saat merasa terbebani.
Chila memilih fokus pada modeling karena Ia melihatnya sebagai sarana untuk mengekspresikan diri sekaligus melestarikan budaya Indonesia. Kebaya, baginya, bukan sekadar pakaian tradisional, melainkan simbol keanggunan dan kekuatan perempuan Indonesia. Melalui modeling, Ia ingin menunjukkan bahwa budaya bisa tetap relevan dan membanggakan di era modern.
Sebagai pelajar, Chila tidak luput dari tekanan dan ekspektasi dari lingkungan sekitar. Ia mengakui bahwa tuntutan untuk menjadi sempurna kerap membuatnya stres. Namun, Ia belajar mengelola tekanan tersebut dengan membuat jadwal belajar teratur, menyisihkan waktu untuk istirahat, dan menyalurkan stres melalui hobi seperti menari dan berenang.
Harapan Chila untuk remaja di era digital adalah agar mereka dapat menggunakan teknologi dengan bijak. Ia mendorong sesama remaja untuk tidak terjebak dalam pencarian validasi di media sosial, melainkan fokus pada pengembangan diri yang nyata. Menurutnya, "dunia digital seharusnya menjadi alat untuk belajar, berkarya, dan menyebarkan hal-hal positif".
Chila juga menyampaikan pesan khusus untuk anak muda Indonesia. Ia mengajak mereka untuk bermimpi besar, berani mengambil tantangan, dan tidak takut gagal. Baginya, kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Ia menekankan pentingnya mencintai budaya sendiri dan berinovasi untuk membawa nama Indonesia ke kancah global.